Lulusan Ma’had Aly Punya Peluang Karier Luas di Era Digital


Kraksaan, Lensaupdate.com - Lulusan Ma’had Aly kini tidak hanya terbatas menjadi pengajar agama atau dai. Peluang karier mereka justru semakin terbuka di era digital. Hal itu terungkap dalam podcast interaktif bertajuk “Mahasiswa Ma’had Aly Bisa Jadi Apa Sih?” yang digelar LPPL Radio Bromo FM di Studio Gedung Islamic Center (GIC) Kraksaan, Kamis (16/10/2025).

Podcast berdurasi 90 menit ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yakni Rofiq Jazirah, Dai Muda Nasional dan Moh. Asrori, Presiden Mahasiswa Ma’had Aly Probolinggo. Keduanya mengupas tentang kompetensi, tantangan dan peluang kerja lulusan Ma’had Aly di tengah perkembangan dunia digital yang kian cepat.

Moh. Asrori menjelaskan, Ma’had Aly Probolinggo berdiri sejak 2019 dengan fokus keilmuan Ilmu Hadis wa Ulumuh. Lulusannya menyandang gelar S.Hu (Sarjana Hadis dan Ilmu Hadis) yang memiliki legalitas sama dengan sarjana umum berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2019 dan PMA Kementerian Agama.

“Lulusan Ma’had Aly bisa bekerja di berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Bahkan bisa menjadi penghulu atau profesi lain yang relevan dengan keilmuannya,” jelas Asrori.

Ia menegaskan bahwa pendidikan di Ma’had Aly bukan sekadar mendalami ilmu agama, tetapi juga menyiapkan mahasiswa agar siap bersaing di dunia profesional dengan integritas tinggi.

Sementara itu, Rofiq Jazirah menekankan pentingnya kemampuan dakwah yang adaptif di era digital. “Mahasiswa Ma’had Aly dilatih membaca kitab kuning, berdiskusi ilmiah, dan mengasah public speaking. Bahkan ada program hafalan 20 hadis pilihan yang memperkuat kecermatan dan pemahaman mereka,” terangnya.

Menurut Rofiq, kemampuan tersebut menjadi modal besar di tengah arus informasi dan dakwah digital yang kini berkembang pesat. Dakwah, katanya, tak lagi terbatas di mimbar, tetapi bisa melalui platform digital dan media sosial.

Selain kegiatan akademik, mahasiswa Ma’had Aly juga aktif dalam musyawarah suro (kajian mughram) serta berorganisasi di Dema Wali (Dewan Eksekutif Mahasantri Wali), wadah pengembangan kepemimpinan dan jejaring nasional antar-Ma’had Aly.

“Ma’had Aly bukan sekadar tempat belajar kitab, tetapi tempat mencetak dai muda yang siap jadi penggerak umat dan teladan masyarakat,” pungkas Rofiq. (nab/zid)