Kraksaan, Lensaupdate.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo terus mengintensifkan upaya eliminasi tiga penyakit menular utama meliputi Aids, TBC dan Malaria (ATM) melalui forum kemitraan lintas sektor, Selasa (1/7/2025). Kegiatan yang digelar di ruang pertemuan Jabung 3 Kantor Bupati Probolinggo ini diinisiasi oleh Asosiasi Dinas Kesehatan (Adinkes) Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan tersebut merupakan hasil sinergi antara Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo serta menghadirkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Selain itu, empat kecamatan terpilih meliputi Kraksaan, Maron, Paiton dan Krejengan turut berpartisipasi diwakili oleh camat, kepala puskesmas, TP PKK dan perwakilan desa.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo menegaskan komitmennya dalam upaya penanggulangan ATM. Pihaknya telah melakukan skrining rutin setiap tiga bulan, khususnya pada kelompok berisiko tinggi seperti pekerja seks dan komunitas LGBT. “Seluruh layanan skrining dan pengobatan disediakan secara gratis,” katanya.
Dalam menangani HIV/Aids, Dinkes mengadopsi strategi nasional STOP (Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan) dan menerapkan target 95-95-95 yaitu: 95% Orang Dengan HIV (ODHIV) mengetahui statusnya, 95% ODHIV menjalani pengobatan dan 95% dari mereka mengalami supresi virus.
“Untuk TBC, program TOSS (Temukan, Obati Sampai Sembuh) menjadi andalan dengan target penurunan kasus sebesar 50% hingga tahun 2025. Terkait malaria, Kabupaten Probolinggo telah dinyatakan sebagai daerah bebas malaria karena tidak ditemukan kasus lokal dalam beberapa tahun terakhir,” jelasnya.
Sementara Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo Roy Iskandar menekankan pentingnya integrasi program ATM dalam dokumen perencanaan jangka menengah. Penganggaran untuk periode 2025-2029 telah diarahkan ke sektor kesehatan dan pendidikan sesuai instruksi kepala daerah.
“Untuk mempercepat eliminasi ATM, sinergitas lintas sektor menjadi kunci. Kebijakan internalisasi program dan sub kegiatan harus ditegaskan dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah),” ujarnya.
Christiana Indah WW dari Adinkes Jawa Timur menyatakan keberhasilan eliminasi ATM harus melibatkan kolaborasi multipihak, termasuk sektor swasta melalui program CSR. “Kami menyoroti pentingnya pedoman resmi dari pemerintah daerah sebagai dasar kolaborasi lintas bidang,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari forum, Kepala Puskesmas Kraksaan dr. Heny Rahmawati menyampaikan paparan situasi terkini ATM di wilayah kerja Puskesmas Kraksaan. “Evaluasi ini menjadi dasar untuk mengukur efektivitas program dan menentukan strategi lanjutan,” urainya.
Dengan forum kemitraan ini, diharapkan Kabupaten Probolinggo dapat mempercepat pencapaian eliminasi penyakit ATM dan menjadi model kolaborasi daerah dalam penguatan sistem kesehatan berkelanjutan. (nab/zid)