Gading, Lensaupdate.com - Sosok Yuli Andriyani menjadi inspirasi baru dalam dunia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Probolinggo. Meski baru hampir dua tahun mengabdi sebagai guru PAUD di TP Mutiara Bunda Kecamatan Gading, semangat dan dedikasinya telah mengantarkannya meraih predikat Guru PAUD Berdedikasi dan Berprestasi Tahun 2025.
Setiap pagi, Yuli menempuh jarak satu kilometer menuju sekolah, membawa serta semangat dan ketulusan yang tidak pernah padam. Ia bukan hanya pengajar bagi anak-anak usia dini, tetapi juga teladan dalam perjuangan hidup.
Sebagai ibu dari satu anak, istri dari seorang pekerja jasa keuangan dan cucu dari seorang nenek sepuh yang membesarkannya sejak kecil tanpa kehadiran orang tua kandung, beban hidupnya tak ringan. Namun, Yuli menjalani semua perannya dengan ketegaran luar biasa. “Sejak kecil saya tinggal bersama nenek,” katanya.
Mengawali kariernya sebagai wanita pekerja setelah lulus SMA, Yuli sempat merasa stagnan ketika hanya berada di rumah sebagai ibu rumah tangga. “Saya mengambil kesempatan menjadi guru PAUD, bukan sekedar mencari pekerjaan, melainkan sebagai wujud panggilan hati,” lanjutnya.
Ketika pertama kali mengajar, Yuli harus mengasuh anak bayinya yang masih menyusu. Tanpa bantuan penitipan dan kondisi nenek yang sudah lanjut usia, ia mengajar sambil menjaga anaknya di ruang kelas. “Kondisi ini mengasah karakter dan empati saya untuk menjadi sosok pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter generasi penerus bangsa,” tegasnya.
Dedikasi Yuli telah membuahkan prestasi. Ia meraih juara 1 lomba inovasi pembelajaran tingkat Kecamatan Gading dan juara 3 lomba tari Glipang tingkat gugus. Prestasi ini menunjukkan bahwa latar belakang bukanlah halangan untuk meraih mimpi. Yuli merupakan bukti nyata bahwa ketekunan dan semangat belajar bisa menembus batas stigma, termasuk dari mereka yang memandang rendah karena latar pendidikan atau kondisi keluarga.
Kini, Yuli tengah bersiap menempuh pendidikan S-1 PAUD di Universitas PGRI Argopuro (Unipar) Jember dengan dukungan penuh dari sang suami. Ia menyadari bahwa pendidikan formal adalah kunci untuk membuka peluang lebih luas dalam dunia profesional. “Jika untuk pendidikan, rejeki bisa datang dari segala arah,” ucap Yuli penuh keyakinan.
Mimpinya sederhana, namun menyentuh yakni memiliki rumah sendiri untuk keluarga kecilnya. Saat ini, Yuli masih tinggal di rumah neneknya bersama enam anak lainnya. “Saya terus berdoa dan berusaha, demi memberikan tempat tinggal yang layak serta masa depan pendidikan terbaik bagi anak,” tambahnya.
Korwil Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Bidikdaya) Kecamatan Gading Nurhadi Purwanto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian Yuli. “Ibu Yuli Andriyani adalah contoh nyata guru PAUD yang bukan hanya mengajar, tapi juga menginspirasi. Dedikasi beliau dalam kondisi keterbatasan layak menjadi teladan bagi tenaga pendidik lainnya. Kami bangga memiliki guru seperti Ibu Yuli Andriyani,” ujarnya.
Lebih lanjut Nurhadi menambahkan semangat Yuli dalam mendidik anak-anak usia dini patut diapresiasi lebih luas. “Beliau tidak hanya mengajar, tetapi juga menghidupkan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh cinta kasih. Itu penting dalam dunia PAUD, karena anak-anak belajar bukan hanya dengan otak, tapi juga dengan hati. Dan Bu Yuli paham betul itu,” lanjutnya.
Nurhadi berharap perjuangan dan prestasi Yuli bisa menjadi motivasi bagi guru-guru lainnya, khususnya yang baru memulai karier di PAUD. “Semoga ini menjadi awal dari banyak prestasi lainnya. Kami dari Korwil Bidikdaya Kecamatan Gading siap mendukung langkah-langkah beliau, termasuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi dan dalam setiap kegiatan peningkatan kompetensi guru PAUD,” tegasnya.
Sementara Analis Kebijakan Muda Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo Massajo mengungkapkan Yuli merupakan representasi dari semangat baru pendidikan PAUD di Kabupaten Probolinggo.
“Prestasi Ibu Yuli menjadi bukti bahwa kualitas guru PAUD tidak ditentukan oleh gelar semata, tetapi oleh ketulusan, inovasi dan keberanian untuk melampaui keterbatasan. Kami mendukung penuh pengembangan profesional beliau, termasuk dalam rencana melanjutkan studi S-1,” ungkapnya.
Massajo menambahkan, dalam konteks pembangunan pendidikan anak usia dini, kehadiran guru seperti Yuli sangat penting. “Guru PAUD adalah fondasi dari seluruh jenjang pendidikan. Ketika mereka memiliki dedikasi tinggi seperti Bu Yuli, maka kita sedang membangun generasi masa depan yang kuat sejak akar. Pemerintah daerah tentu harus memberi perhatian lebih, baik dari segi penguatan kompetensi, pemberdayaan ekonomi hingga akses pendidikan lanjutan bagi guru-guru PAUD,” tegasnya.
Menurut Massajo, kisah perjuangan Yuli perlu mendapatkan ruang di forum-forum pendidikan. “Kisah seperti ini perlu diangkat sebagai motivasi bagi guru lainnya. Tidak sedikit guru di daerah yang mengalami keterbatasan serupa dan mereka butuh contoh nyata bahwa kerja keras dan ketulusan akan membawa hasil. Harapan kami, Bu Yuli tidak hanya bersinar di tingkat kecamatan, tapi bisa melangkah ke tingkat kabupaten, bahkan nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut Massajo menjelaskan bahwa Disdikdaya akan berkomitmen menciptakan ekosistem pendidikan PAUD yang inklusif dan suportif. “Kami ingin menjadikan Kabupaten Probolinggo sebagai kabupaten ramah guru PAUD yang memberikan ruang tumbuh dan penghargaan bagi para pendidik usia dini. Bu Yuli adalah salah satu potensi emas yang harus terus kita dampingi,” pungkasnya. (ren/zid)