Gading, Lensaupdate.com - Sejumlah jembatan penghubung antar wilayah di Kabupaten Probolinggo yang rusak akibat banjir bandang beberapa waktu lalu kini menjadi fokus perhatian pemerintah.
Selama dua hari pada Senin dan Selasa (5–6/5/2025)), tim gabungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melakukan survei lapangan guna merancang pemulihan infrastruktur.
Tim yang terlibat berasal dari BPBD Provinsi Jawa Timur, Dinas PU Bina Marga Jawa Timur, Biro Hukum Setda Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Probolinggo, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo dan UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan Probolinggo.
Jembatan-jembatan yang disurvei meliputi Jembatan Seboro (Kecamatan Krejengan), Jembatan Betek Taman-Plaosan (penghubung Kecamatan Gading dan Krucil), Jembatan Batur dan Betek Taman (Kecamatan Gading), Jembatan Wedusan (Kecamatan Tiris), Jembatan Satreyan-Sumbersecang dan Brabe-Condong (Kecamatan Maron) dan Jembatan Karangbong (Kecamatan Pajarakan).
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarief mengatakan survei ini bertujuan untuk menilai tingkat kerusakan, urgensi pembangunan dan pilihan desain jembatan yang paling sesuai. Tim teknis melakukan pengukuran di lapangan, memperkirakan masa pengerjaan serta mempertimbangkan faktor geografis dan kebutuhan masyarakat sekitar.
“Selama dua hari ini, seluruh titik jembatan yang diusulkan telah disurvei dan diukur. BPBD dan Dinas PUPR mendampingi tim dari Pemprov Jawa Timur yang melakukan verifikasi langsung,” ujarnya.
Menurut Oemar, verifikasi ini mencakup pilihan konstruksi yang akan digunakan. Opsi yang dikaji antara lain penggunaan jembatan gantung yang relatif cepat dibangun dalam waktu enam bulan maupun model alternatif seperti konstruksi jembalai baley atau struktur semi permanen lain yang sesuai dengan kondisi medan.
“Setelah survey, langkah selanjutnya adalah penyusunan perhitungan biaya, pengajuan ke Gubernur Jawa Timur dan menunggu disposisi agar pembangunan dapat segera dimulai,” jelasnya.
Oemar mengharapkan agar proses pembangunan bisa berjalan tanpa kendala, mengingat peran vital jembatan-jembatan tersebut bagi aktivitas warga dan konektivitas antar wilayah.
“Kami menyerahkan pilihan teknis dan desain kepada tim dari Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur. Namun besar harapan kami agar proses pembangunan bisa dimulai sesegera mungkin, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas normal,” tambahnya.
Lebih lanjut Oemar menambahkan kondisi infrastruktur pasca bencana di Kabupaten Probolinggo ini memang memerlukan perhatian serius. Banyak akses jalan terputus, distribusi logistik terhambat dan kegiatan ekonomi masyarakat menjadi terbatas.
“Dengan dilakukannya survei teknis dan rencana pembangunan, langkah konkret untuk pemulihan mulai terlihat. Ini menjadi bagian dari upaya percepatan pemulihan pasca bencana, sekaligus bentuk kehadiran pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat terdampak banjir bandang,” pungkasnya. (mel/fas)