Puskesmas Klenang Kidul Gelar Kelas Ibu Balita Cegah Stunting


Banyuanyar, Lensaupdate.com - Puskesmas Klenang Kidul Kecamatan Banyuanyar menggelar program edukatif bertajuk “Kelas Ibu Balita” untuk mencegah gizi buruk dan stunting pada anak-anak. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari, mulai Senin hingga Kamis (22–25/9/2025) dan tersebar di tujuh desa dalam wilayah kerja Puskesmas Klenang Kidul.

Program ini menyasar para ibu yang memiliki anak balita, terutama yang menunjukkan gejala kekurangan gizi. Setiap desa ditargetkan diikuti oleh sekitar 25 peserta. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman langsung kepada para ibu terkait pola asuh balita yang sehat, pentingnya imunisasi, peran posyandu serta pemberian makanan tambahan (PMT) yang tepat.

Kepala Puskesmas Klenang Kidul Muhamad Iskhak menyampaikan Kelas Ibu Balita menjadi salah satu upaya preventif dalam menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Banyuanyar. Edukasi ini juga menjadi sarana untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya peran orang tua dalam tumbuh kembang anak.

“Kami berharap kegiatan ini memberikan pemahaman kepada para ibu tentang cara merawat balita secara tepat. Terutama mengenai imunisasi, peran aktif dalam posyandu serta pemberian makanan tambahan yang bergizi setelah anak berusia enam bulan,” ujarnya.

Lebih lanjut Iskhak menekankan dengan edukasi yang tepat, orang tua bisa lebih sadar terhadap kebutuhan gizi dan kesehatan anak sejak dini. “Kami ingin para orang tua tidak hanya datang ke posyandu karena kewajiban, tapi juga karena memahami manfaatnya bagi masa depan anak-anak mereka. Ini adalah investasi kesehatan generasi penerus bangsa,” tambahnya.

Kegiatan ini menjadi sangat relevan di tengah masih tingginya angka stunting di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Probolinggo. Berdasarkan data pemerintah, stunting merupakan salah satu masalah serius yang menghambat perkembangan fisik dan kecerdasan anak jika tidak ditangani sejak usia dini.

“Dalam kelas tersebut, para peserta diberikan materi interaktif mulai dari cara menyiapkan makanan bergizi di rumah, mengenali tanda-tanda kekurangan gizi hingga simulasi pemberian makanan tambahan. Tenaga kesehatan juga memberikan demonstrasi cara memantau tumbuh kembang balita dengan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak),” terangnya.

Melalui pendekatan langsung ke desa-desa, Iskhak berharap dapat menurunkan angka gizi buruk secara signifikan. Terlebih, kegiatan ini dirancang untuk berkelanjutan agar dampaknya terasa dalam jangka panjang.

“Dengan semangat kolaborasi antara petugas kesehatan dan masyarakat, kami optimistis bisa mencetak generasi sehat, cerdas dan bebas stunting di masa depan,” pungkasnya. (mel/fas)