Diperta Kabupaten Probolinggo Dorong Kemandirian Pangan Masyarakat Melalui Program P2B


Dringu, Lensaupdate.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Pertanian (Diperta) terus mendorong kemandirian pangan masyarakat melalui Program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B). Untuk tahun anggaran 2025, Kabupaten Probolinggo mendapatkan alokasi program P2B untuk 84 kelompok tani (poktan) yang terdiri dari 69 poktan P2B aspirasi dan 15 poktan P2B reguler yang berlokasi di Kecamatan Krucil.

Program ini terungkap dalam kegiatan sosialisasi P2B Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Kamis (18/9/2025).

Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi melalui Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah mengatakan P2B bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan rumah tangga, khususnya sayur dan buah guna mendukung perbaikan gizi keluarga dan menyukseskan program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).

“P2B ini merupakan langkah strategis dalam mengoptimalkan pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Selain meningkatkan gizi, program ini juga bisa menambah pendapatan rumah tangga,” katanya.

Secara nasional, program ini menargetkan 13.509 kelompok rumah tangga di seluruh Indonesia. Sementara di Kabupaten Probolinggo sendiri, program ini tersebar di 14 kecamatan meliputi Banyuanyar, Dringu, Gending, Kraksaan, Lumbang, Maron, Paiton, Pajarakan, Sukapura, Sumberasih, Tegalsiwalan, Tongas, Wonomerto dan Krucil.

“P2B reguler merupakan hasil kolaborasi Kementan dan Kemendes PDT (Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal). Sementara P2B aspirasi berasal dari usulan anggota legislatif,” jelasnya.

Faiq menyebutkan bantuan untuk P2B reguler telah didistribusikan berupa bibit ubi jalar kepada tiga kelompok. Sementara P2B aspirasi sudah menerima bibit cabai, pupuk dolomit dan NPK serta alat semprot (handsprayer).

“Masih ada beberapa bantuan yang belum dikirim dari pusat, seperti bibit pisang, likat kuning (perangkap hama) dan pestisida. Kami terus berkoordinasi agar segera dikirim,” tambahnya.

Untuk mendukung keberhasilan program ini, Faiq memberikan sejumlah penekanan kepada kelompok tani penerima manfaat. Di antaranya, pentingnya melakukan pemeriksaan spesifikasi bibit dan saprodi saat penerimaan barang agar sesuai standar.

“Setiap kelompok kami minta memiliki minimal satu anggota yang menanam cabai dan pisang di lahan 200 m² secara terpusat. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemantauan dan evaluasi pertumbuhan tanaman,” terangnya.

Faiq juga menekankan pentingnya administrasi dan dokumentasi kegiatan sejak barang datang hingga proses panen. “Kami tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga siap melakukan pendampingan teknis dan monitoring di lapangan. Harapannya, program ini benar-benar memberi dampak positif bagi masyarakat,” pungkasnya. (mel/fas)