Kraksaan, Lensaupdate.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo mengambil langkah strategis dalam penguatan mutu pendidikan dengan menetapkan tiga sekolah sebagai Satuan Pendidikan Pelaksana Program International Class Program (ICP). Kebijakan ini sejalan dengan visi 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo dan dirancang untuk mencetak lulusan yang berdaya saing global.
Penetapan dilakukan berdasarkan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) oleh Tim Pendamping ICP dari Universitas Negeri Malang (UM). Tiga sekolah yang ditunjuk berasal dari wilayah yang berbeda diantaranya SMP Negeri 1 Tongas (wilayah barat), SMP Negeri 1 Dringu (wilayah tengah) dan SMP Negeri 1 Kraksaan (wilayah timur).
Program ICP merupakan terobosan penting yang mengadopsi kurikulum dengan pendekatan internasional. Implementasinya dimulai sejak Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 pada 23–26 Juni 2025 yang dijalankan secara transparan dan inklusif melalui sistem online. Proses digital ini memberikan akses setara kepada seluruh calon siswa di Kabupaten Probolinggo.
Hasil SPMB diumumkan pada tanggal 30 Juni 2025, disusul seleksi lanjutan khusus untuk peserta Program ICP. Tahapan seleksi terdiri dari uji minat, bakat dan prestasi, wawancara mendalam dengan siswa dan orang tua serta tes akademik yang meliputi Sains, Matematika dan Bahasa Inggris dengan pendampingan dari Tim Ahli Universitas Negeri Malang.
Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi mengatakan program ini bukan hanya soal pencitraan internasional, tetapi menuntut kesiapan penuh dari pihak sekolah dan tenaga pengajar.
“Penetapan sekolah ICP ini bukan hanya tentang label, tapi tentang kesiapan total lembaga pendidikan dalam mencetak generasi berdaya saing global. Kami ingin memastikan setiap tahapan dari seleksi siswa hingga kurikulum dilakukan dengan standar tinggi dan pendampingan akademis yang memadai,” ujarnya.
Menurut Joko, Disdikdaya memastikan bahwa pendampingan akademik dan pembinaan karakter tetap menjadi prioritas. ICP tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga mendorong penguasaan bahasa asing, keterampilan kolaboratif dan kemampuan berpikir kritis.
“Program ICP ini diharapkan menjadi percontohan pendidikan berbasis global di tingkat SMP di Kabupaten Probolinggo dan membuka peluang kolaborasi internasional di masa mendatang,” pungkasnya. (nab/zid)