Labkesda Kabupaten Probolinggo Gelar Evaluasi Prolanis Semester I 2025


Dringu, Lensaupdate.com - Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Probolinggo menggelar evaluasi capaian Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) semester I tahun 2025, Selasa (29/7/2025) di ruang Probolinggo Region Investment Center (PRIC) Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Probolinggo.


Sebanyak 101 peserta dari 33 puskesmas serta perwakilan dari DPM dr. Indah turut ambil bagian dalam evaluasi ini. Mereka mendapatkan pemaparan materi dari BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan dan Dinkes Kabupaten Probolinggo, khususnya terkait pelaksanaan dan efektivitas Prolanis di lapangan.


Kepala UPT Labkesda Kabupaten Probolinggo Khoirul Roziqin menyampaikan tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis, terutama hipertensi dan diabetes melitus. “Deteksi dini dan pengendalian berkala menjadi kunci dalam mencegah komplikasi serius pada penderita,” ungkapnya.


Roziqin menerangkan program ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran peserta terhadap pentingnya hidup sehat secara mandiri. “Selain itu, keluarga dan lansia juga didorong untuk berperan aktif dalam menjaga kesehatan serta mendeteksi faktor risiko sejak dini,” tambahnya.


Sementara Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo mengatakan program ini merupakan bagian dari strategi promosi dan pencegahan kesehatan dalam jangka panjang. Meningkatnya angka harapan hidup turut berdampak pada bertambahnya jumlah lansia dengan kebutuhan kesehatan khusus, terutama yang berisiko penyakit tidak menular.


“Melalui Prolanis, kita mencoba menghadirkan pendekatan kesehatan yang proaktif dan terintegrasi. Ini merupakan sinergi antara peserta BPJS dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam menjaga kualitas hidup pasien kronis,” katanya.


Hariawan menjelaskan evaluasi Prolanis juga menjadi tolok ukur terhadap keberhasilan Labkesda dalam mengimplementasikan visinya, yakni menyediakan layanan laboratorium berkualitas serta mendorong masyarakat hidup sehat dan mandiri. 


“Pemeriksaan rutin seperti tes kimia darah dan urine bagi penderita hipertensi dan diabetes dilakukan setiap enam bulan sekali sebagai bentuk pembuktian keberhasilan program,” jelasnya.


Menurut Hariawan, kegiatan ini menjadi bagian penting dalam memperkuat budaya deteksi dini penyakit tidak menular di lingkungan masyarakat. Selain memberikan edukasi, evaluasi ini juga menciptakan ruang refleksi dan perbaikan program agar lebih tepat sasaran dan efektif di masa depan.


“Dengan evaluasi berkelanjutan dan peningkatan layanan kesehatan dasar, kami berharap Prolanis mampu memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama kalangan lansia dan kelompok berisiko,” pungkasnya. (mel/fas)