Dinkes Kabupaten Probolinggo Gelar Pertemuan Audit Kematian dan Tata Laksana DBD 2025


Kraksaan, Lensaupdate.com - Dalam upaya menekan angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) dan meningkatkan penanganan medis yang lebih tepat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar pertemuan audit kematian dan tata laksana DBD tahun 2025, Rabu (25/6/2025), di ruang Bougenville Kantor Dinkes Kabupaten Probolinggo.

Pertemuan ini dibuka oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Nina Kartika didampingi Subkoordinator P2PM Adik Budi Waluyo dan Pengelola Program DBD S. Trisnoharini. Kegiatan diikuti oleh 33 dokter dari puskesmas serta 6 dokter rumah sakit di Kabupaten Probolinggo.

Dalam sambutannya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Nina Kartika menegaskan Kabupaten Probolinggo masuk kategori endemis DBD. Sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat 956 kasus DBD dengan 6 kematian. “Ini menjadi perhatian serius. Diperlukan penguatan gerakan PSN 3M Plus dan peningkatan kapasitas medis,” ujarnya.

Sementara Pengelola Program DBD S. Trisnoharini menyebut capaian Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Probolinggo hingga pekan ke-25 baru mencapai 90%, masih di bawah target nasional 95%. Sedangkan Case Fatality Rate (CFR) tercatat 0,7%, melebihi batas ideal 0,5%.

Narasumber utama kegiatan ini adalah dr. Catur Prangga Wardana, Sp.A, yang memaparkan pentingnya diagnosis dini dan tata laksana cairan yang tepat. “Penanganan DBD sangat bergantung pada pemberian cairan yang cukup dan tepat. Cairan adalah kunci utama,” tegasnya. (nab/zid)

Melalui kegiatan ini, Dinkes berharap seluruh tenaga kesehatan dapat lebih tanggap dan akurat dalam menangani kasus DBD. Upaya edukasi berkelanjutan kepada masyarakat juga diharapkan terus digencarkan untuk meningkatkan kesadaran terhadap pemberantasan sarang nyamuk.


Langkah strategis ini menjadi bagian penting untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD di Probolinggo, sekaligus memperkuat sistem pelayanan kesehatan berbasis pencegahan di tingkat primer.