Krucil, Lensaupdate.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo terus menunjukkan komitmennya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dengan menggelar sosialisasi Program Kampung Iklim (ProKlim) di tiga desa. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Watuwungkuk Kecamatan Dringu (23/9/2025), Desa Randuputih Kecamatan Dringu (25/9/2025) dan Desa Kalianan Kecamatan Krucil (14/10/2025).
Sosialisasi tersebut menjadi bagian dari upaya DLH untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat desa. Pesertanya berasal dari berbagai unsur, mulai dari camat, tokoh masyarakat, penyuluh pertanian, PKK, karang taruna, kader lingkungan, hingga perwakilan CSR perusahaan pendukung.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kabupaten Probolinggo Ari Suciati yang menegaskan pentingnya peran desa dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
“Desa menjadi garda terdepan dalam aksi nyata melawan perubahan iklim. Karena itu, kami dorong masyarakat untuk aktif mengikuti Program Kampung Iklim agar lebih tangguh dan berdaya menghadapi bencana lingkungan,” ujarnya.
Ari menambahkan, DLH Kabupaten Probolinggo terus berupaya mengintegrasikan ProKlim ke dalam kebijakan pembangunan berkelanjutan daerah, sejalan dengan visi pemerintah menuju pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim.
Materi sosialisasi disampaikan oleh Sugeng Hariyono selaku Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda DLH Kabupaten Probolinggo bersama tim teknis. Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam mengatasi perubahan iklim tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan melalui kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.
“Adaptasi dan mitigasi harus dilakukan bersamaan. Kita bisa memulainya dari langkah kecil seperti menghemat energi, mengelola sampah secara bijak, memanfaatkan energi terbarukan, dan menerapkan pertanian organik,” jelas Sugeng.
Ia juga memaparkan bahwa Program Kampung Iklim (ProKlim) merupakan inisiatif nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang bertujuan mendorong aksi komunitas dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.
“Program ini memberi pengakuan resmi bagi desa yang berhasil menerapkan aksi nyata pengelolaan lingkungan dan pengurangan emisi. Ini bukan hanya soal penghargaan, tapi tentang perubahan perilaku dan keberlanjutan,” tegasnya.
Sugeng menambahkan, kegiatan sosialisasi ProKlim juga sejalan dengan program Desa Tematik Hijau yang diinisiasi Bupati Probolinggo pada tahun 2025. Melalui sinergi ini, diharapkan muncul desa-desa yang tangguh, produktif, dan berkelanjutan secara lingkungan.
“Melalui ProKlim, kami ingin setiap desa di Kabupaten Probolinggo menjadi contoh nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menghadapi krisis iklim dengan solusi berbasis komunitas,” pungkasnya. (ren/zid)
.jpeg)