Kraksaan, Lensaupdate.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo menggelar rapat koordinasi (rakor) awal guna mempersiapkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) berjenjang bagi para guru PAUD di lokasi fokus (lokus) penanganan stunting tahun 2025 di ruang Agus Salim Kantor Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Selasa (19/8/2025).
Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi penurunan angka stunting di Kabupaten Probolinggo dengan fokus pada peningkatan kapasitas guru PAUD sebagai agen edukasi dan perubahan di tingkat komunitas.
Rakor tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis, salah satunya adalah pelaksanaan diklat bagi 40 guru PAUD dari 9 kecamatan prioritas stunting. Diklat akan berlangsung selama 5 hari terdiri dari 3 hari tatap muka langsung dan 2 hari pembelajaran kombinasi daring dan luring. Evaluasi dilakukan melalui pre test dan post test untuk mengukur pemahaman peserta.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai seperti Pokja 2 TP PKK Kabupaten Probolinggo, Dinas Kesehatan, Puspaga, Ikatan Penilik Indonesia (IPI), Pamong Belajar SKB, Pengawas TK serta organisasi guru seperti Himpaudi, IGTKI dan Forum Paguyuban Guru ASN TK.
Analis Kebijakan Muda Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Massajo mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyusun 12 materi pokok yang relevan dengan isu stunting mulai dari kesehatan dan gizi anak, pola asuh, stimulasi tumbuh kembang hingga intervensi dan protokol rujukan.
“Kami juga menyiapkan pendampingan tugas mandiri dan sistem monitoring untuk memastikan hasil pelatihan bisa diimplementasikan langsung di satuan PAUD masing-masing,” ungkapnya.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Eksi Wulandari mengatakan kunci utama keberhasilan program ini adalah sinergi multisektor. Guru PAUD memiliki peran vital dalam pencegahan stunting sejak dini, karena mereka berinteraksi langsung dengan anak-anak di masa keemasan pertumbuhan.
“Dengan pemberdayaan guru PAUD melalui diklat yang tepat sasaran, kami ingin membentuk model pelatihan yang bisa direplikasi dan diperluas oleh organisasi mitra seperti IGTKI, Himpaudi dan PKG PAUD,” ungkapnya.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dalam menekan prevalensi stunting yang masih menjadi tantangan nasional. Dengan pendekatan berbasis pendidikan dan komunitas, diharapkan intervensi stunting tidak hanya dilakukan dari sisi medis, tapi juga dari sisi perilaku, edukasi dan peran keluarga. (nab/zid)