Tegalsiwalan, Lensaupdate.com - Inovasi MIKOPLUS “Tameng dan Penerobos di Sistem Perakaran Tanaman” yang digagas oleh Budiono mencuri perhatian dalam ajang Inovasi Teknologi (Inotek) Award Jawa Timur tahun 2025.
Sebagai bentuk penilaian lapangan, tim juri Inotek Award Jatim 2025 melakukan kunjungan langsung ke lokasi pengembangan MIKOPLUS di Pusat Pengembangan Agens Hayati (PPAH) Sumber Jaya Desa Banjarsawah Kecamatan Tegalsiwalan, Selasa (29/7/2025).
Dalam Inotek Award Jatim 2025 yang digelar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BRIDA) Jawa Timur, MIKOPLUS “Tameng dan Penerobos di Sistem Perakaran Tanaman” masuk dalam Kategori III Bidang Inovasi Agribis dan Energi Baru Terbarukan.
Atas capaian tersebut, inovasi MIKOPLUS “Tameng dan Penerobos di Sistem Perakaran Tanaman” menerima kunjungan lapangan dewan juri Inotek Award Jatim 2025 yang dipimpin oleh Anna Luthfie, Selasa (29/7/2025).
Kedatangan dewan juri yang dipimpin oleh Anna Luthfie disambut langsung oleh Kepala Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo Alfiatul Khoiriyah, Camat Tegalsiwalan Hariyanto, Kepala Desa Banjarsawah dan komunitas petani organik Seduluran Organik Probolinggo (SOP) serta sang Inovator MIKOPLUS Budiono.
Ketua Tim Penilai Anna Luthfie menyampaikan pentingnya legalitas untuk setiap inovasi yang lolos seleksi Inotek Award. MIKOPLUS telah memenuhi syarat teknis dan uji laboratorium, namun masih perlu dukungan regulasi agar dapat dipasarkan secara lebih luas.
“Inovasi ini sangat potensial. Sayang jika hanya berhenti di laboratorium. Payung hukum perlu segera diupayakan agar produk seperti MIKOPLUS bisa dirasakan manfaatnya oleh petani secara luas,” ujarnya.
Sementara Budiono menjelaskan MIKOPLUS dikembangkan menggunakan media kompos kambing yang difermentasi dengan rumen ayam kampung. Produk ini kemudian menjadi media ideal untuk pengembangan jamur mikoriza yang berperan sebagai tameng perakaran tanaman dari penyakit tanah dan sekaligus penyalur nutrisi dan air saat musim kering.
“MIKOPLUS bisa diaplikasikan di semua jenis lahan, termasuk yang kekurangan air. Fungsinya menyelamatkan akar tanaman dan mencegah gagal panen. Ini juga mendukung program ketahanan pangan secara nyata,” ungkapnya.
Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi mengaku sudah mengusulkan Peraturan Daerah (Perda) sejak 2024 tetapi masih belum mendapatkan persetujuan terkait pelaksanaan penggunaan pupuk organik yang ramah lingkungan dalam budidaya tanaman pertanian.
“Belum adanya Peraturan Daerah ini yang mengayomi tentang penggunaan produk organik hasil kelompok untuk digunakan dalam kegiatan belanja barang kedinasan, sehingga kurangnya daya dukung pemerintah dalam menampung produk petani organik,” katanya.
Sedangkan Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo Alfiatul Khoiriyah mengapresiasi inovasi Budiono dan mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah dan komunitas petani untuk mempercepat adopsi teknologi organik ramah lingkungan.
“Inovasi MIKOPLUS ini bukan hanya sebagai prestasi pribadi Bapak Budiono, melainkan potensi besar untuk kemajuan pertanian berkelanjutan di Indonesia,” pungkasnya. (mel/fas)