Pajarakan, Lensaupdate.com - Puskesmas Pajarakan terus memperkuat upaya eliminasi Tuberkulosis (TBC) tahun 2030 di Kabupaten Probolinggo melalui peluncuran inovasi Gerakan Ojek Jemput dan Kawal TBC (GOJEK TBC). Program ini mengandalkan peran kader TBC di masyarakat untuk menjemput bola dalam penemuan kasus baru dan mencegah pasien putus pengobatan.
GOJEK TBC menyasar langsung pada peningkatan indikator ke-11 Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang kesehatan yang fokus pada penanganan TBC. Melalui inovasi ini, kader tidak hanya melakukan skrining dan pengumpulan dahak dari rumah ke rumah, tetapi juga mengantar sampel ke laboratorium, mengambil obat TBC di puskesmas serta mendampingi dan PMO (Pengawas Minum Obat) bagi pasien hingga sembuh.
Kepala Puskesmas Pajarakan dr Maulida Rachmani melalui Pengelola Program TBC Sumiyati mengatakan inovasi GOJEK TBC ini semakin menguatkan untuk bersama-sama lawan TBC. Dengan kolaborasi tenaga kesehatan dan kader TBC, setiap terduga TBC tidak hanya ditemukan tapi juga dipastikan tertangani.
“GOJEK TBC ini bertujuan untuk meningkatkan capaian penemuan terduga TBC (Indikator ke 11 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan), penemuan kasus TBC dan mencegah pasien putus berobat (loss to follow up) di wilayah kerja Puskesmas Pajarakan. Pasien TBC bisa disembuhkan dengan minum obat secara teratur sampai tuntas,” katanya.
Sumiyati menjelaskan inovasi GOJEK TBC ini dilatarbelakangi dari program TBC yang merupakan salah satu program prioritas nasional kesehatan yang perlu menjadi perhatian puskesmas untuk menyatukan langkah dalam mewujudkan sistem dan layanan kesehatan yang tangguh serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
“Beberapa upaya yang dapat dilakukan Puskesmas Pajarakan untuk mendukung Elliminasi TBC diantaranya dengan TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh) TBC dan pemberian TPT pada pada kelompok laten TBC,” jelasnya.
Lebih lanjut Sumiyati menerangkan latar belakang diluncurkannya inovasi GOJEK TBC tidak terlepas dari rendahnya capaian kinerja program TBC di Puskesmas Pajarakan tahun 2021. “Saat itu, penemuan kasus baru hanya mencapai 35 pasien (46,5%) dari target 76 pasien dan hanya 61 kasus (13,3% )dari target terduga TBC yang berhasil ditemukan sebanyak 444 kasus,” jelasnya.
Sumiyati menjelaskan kegiatan ini dirangkai dalam inovasi sebelumnya pada tahun 2018 yaitu Semangat Gempita (Semangat Gebrak Pintu Temukan TB Paru) oleh tenaga kesehatan dan kader TBC. “Hasil dari Semangat Gempita ini bertujuan untuk menemukan terduga TBC sebanyak-banyaknya dari skrining TBC,” tambahnya.
Sejak diterapkannya inovasi GOJEK TBC terang Sumiyati, peningkatan signifikan mulai tampak. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, jumlah terduga TBC yang ditemukan mencapai 477 orang (107,4%) dari target 444 kasus dengan penemuan kasus TBC mencapai 65 pasien (87,8%) dari target 74 kasus dan tingkat keberhasilan pengobatan (SR) 97,06%.
Tahun 2023, angka penemuan terduga naik menjadi 570 kasus (139%) dari target 410 kasus dengan penemuan kasus TBC mencapai 70 pasien (92,1%) dari target 76 kasus dan tingkat keberhasilan pengobatan (SR) 93,33% dan tahun 2024 mencatat penemuan terduga TBC sebanyak 570 kasus (130,14%) dari target 438 kasus dengan penemuan kasus TBC mencapai 86 pasien (95,56%) dari target 90 kasus dan tingkat keberhasilan pengobatan (SR) 94,29%.
“Capaian ini jauh melebihi target tahunan. Hal ini menandakan efektivitas strategi jemput bola berbasis komunitas melalui inovasi GOJEK TBC yang dilakukan oleh kader TBC di wilayah kerja Puskesmas Pajarakan,” terangnya.
Sumiyati menegaskan inovasi GOJEK TBC ini melibatkan sebanyak 19 kader dari unsur masyarakat untuk menangani pasien TBC di 12 desa di wilayah kerja Puskesmas Pajarakan.
“Dengan adanya inovasi GOJEK TBC ini masyarakat sangat terbantu sekali. Terlebih bagi mereka yang sibuk bekerja, tidak mau antri, kondisi fisik, lansia atau pasien-pasien yang tidak ada yang mengantarkan ke Puskesmas Pajarakan,” lanjutnya.
Menurut Sumiyati, inovasi GOJEK TBC ini diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan mengumpulkan dahak di Pos TBC yang sudah disepakati. Sehingga dahak yang terkumpul akan diantar ke Laboratorium Puskesmas Pajarakan.
“Inovasi GOJEK TBC juga berperan untuk mengambilkan obat TBC maupun obat TPT (Terapi Pencegahan Tuberculosis) di Puskesmas Pajarakan dan sekaligus sebagai PMO (Pengawas Minum Obat) apabila anggota keluarga penderita kurang kooperatif atau berhalangan,” pungkasnya. (nab/zid)