Rangkul BBVet Wates, Diperta Kabupaten Probolinggo Sosialisasikan Kegiatan PMK dan Pengendalian PHMS


Dringu, Lensaupdate.com - Jelang perayaan Idul Adha 1446 H, Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates memberikan sosialisasi kewaspadaan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), Kamis (8/5/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh 35 orang peserta terdiri dari Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan, dokter hewan penyelia dan koordinator teknis kesehatan hewan dari seluruh kecamatan se-Kabupaten Probolinggo.

Plt Sekretaris Diperta Kabupaten Probolinggo M. Sigit Pujotomo membuka kegiatan tersebut didampingi narasumber drh. Rochmadiyanto dari BBVet Wates dan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Diperta Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nuryulianto.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Diperta Kabupaten Probolinggo drh. Nikolas Nuryulianto mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi kasus PMK yang masih ditemukan di sejumlah wilayah. Berdasarkan data terakhir per 8 Mei 2025, tercatat 55 ekor ternak di Kabupaten Probolinggo terinfeksi PMK. Namun, angka tersebut diyakini belum mencerminkan kondisi sebenarnya.

"Banyak pelaku usaha ternak yang enggan melapor karena khawatir ternaknya disuntik atau dimusnahkan. Padahal, laporan cepat sangat penting untuk penanganan dini," ujarnya.

Niko menambahkan kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk menyegarkan kembali pemahaman petugas lapangan tentang gejala PMK, langkah pengobatan serta tindakan darurat yang harus segera dilakukan ketika ditemukan kasus baru.

Sementara drh. Rochmadiyanto dari BBVet Wates menyampaikan bahwa pihaknya secara konsisten melakukan roadshow ke berbagai kabupaten/kota di wilayah kerja mereka guna menyampaikan informasi terbaru terkait PMK dan PHMS.

“Kami ingin menjaga sinergi antara BBVet Wates dan pemerintah daerah, sekaligus memberi semangat kepada para tenaga teknis peternakan untuk terus melaksanakan vaksinasi PMK di lapangan,” ujarnya.

Menurutnya, tantangan utama dalam pengendalian PMK tidak hanya terletak pada penyakit itu sendiri, melainkan juga pada kesadaran peternak dan sistem pelaporan yang masih lemah di beberapa wilayah.

Sedangkan Plt Sekretaris Diperta Kabupaten Probolinggo M. Sigit Pujotomo, menjelaskan selama ini Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah mengambil berbagai langkah konkret dalam pengendalian penyakit hewan. Mulai dari vaksinasi rutin terhadap PMK dan Lumpy Skin Disease (LSD), pengobatan ternak terpapar, disinfeksi pasar hewan hingga peningkatan edukasi kepada masyarakat peternak.

“Kami juga telah membuat nota dinas kepada Bupati serta menerbitkan surat edaran terkait pengendalian PHMS. Semua ini untuk memperkuat pengawasan lalu lintas hewan, terutama menjelang Idul Adha,” katanya.

Menurut Sigit, lalu lintas hewan antar wilayah berisiko tinggi menyebarkan PMK dan PHMS jika tidak diawasi dengan ketat. "Kerja sama antar instansi dan kepatuhan peternak terhadap protokol kesehatan hewan menjadi sangat vital," lanjutnya.

Dengan semakin dekatnya Hari Raya Kurban, Diperta menekankan pentingnya kewaspadaan semua pihak terhadap potensi penyebaran penyakit hewan, terutama PMK yang bisa menyebar cepat di tengah mobilitas ternak tinggi.

“Kami minta seluruh petugas teknis di kecamatan tidak lengah. Jangan karena angka kasus di bawah 100, lalu dianggap aman. Bisa jadi ada kasus yang tidak dilaporkan,” imbuh Sigit.

Sigit berharap sosialisasi ini bisa membekali petugas dengan pemahaman dan semangat baru untuk lebih aktif dalam deteksi dini, vaksinasi serta pelaporan setiap gejala penyakit yang mencurigakan di lapangan.

“Melalui kegiatan seperti ini, kita ingin memastikan bahwa hewan kurban yang akan dikonsumsi masyarakat benar-benar sehat, aman dan layak,” pungkasnya. (mel/fas)