Dorong Pertanian Organik, RPHP Bayu Perkasa Latih Petani Buat Pestisida Nabati


Tegalsiwalan, Lensaupdate.com - Dalam upaya mendorong pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan, Regu Pengendali Hama Penyakit (RPHP) Bayu Perkasa Kabupaten/Kota Probolinggo menggelar pelatihan pembuatan pestisida nabati berbahan dasar daun pepaya bagi petani di Kecamatan Tegalsiwalan, Rabu (17/12/2025) sebagai alternatif pengendalian hama yang aman dan mudah diterapkan.


Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan di Pusat Pengembangan Agens Hayati (PPAH) Sumber Jaya Desa Banjarsawah Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo. Pelatihan diikuti oleh anggota RPHP Bayu Perkasa, tim Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tegalsiwalan serta para petani setempat.

Pelatihan ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan yang mendorong penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) serta upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim dalam sektor pertanian.

Ketua RPHP Bayu Perkasa Ika Ratmawati mengatakan sistem PHT menekankan integrasi berbagai metode pengendalian yang berorientasi pada keseimbangan ekosistem. Salah satu pendekatan yang efektif dan mudah diterapkan oleh petani adalah penggunaan pestisida nabati berbahan alami.

“PHT mengedepankan pendekatan ekologi dengan memanfaatkan potensi lingkungan sekitar. Pestisida nabati menjadi salah satu pilihan karena mudah dibuat, murah dan aman bagi agroekosistem,” ujarnya.

Menurut Ika, pelatihan pembuatan pestisida nabati ini memanfaatkan daun pepaya sebagai bahan baku utama. “Daun pepaya dikenal mengandung senyawa alami yang tidak disukai hama, khususnya hama kutu daun. Proses pembuatannya dinilai sederhana dan dapat dilakukan langsung oleh petani di lapangan,” jelasnya.

Dalam setiap pertemuan rutin, RPHP Bayu Perkasa berkomitmen menghadirkan inovasi sederhana yang dapat diterapkan langsung oleh anggota di wilayah masing-masing melalui demplot uji. Evaluasi hasil penerapan akan dilakukan pada pertemuan berikutnya, termasuk pelaporan ketersediaan sarana pertanian organik. “Ini adalah wujud rasa cinta terhadap alam demi menjaga keseimbangan agroekosistem dan keberlanjutan pertanian,” tambahnya.

Pelatihan dipandu oleh CPNS Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Pangan Hortikultura Kamaluddin Harahap, Panji Ramadhan dan Alfathurrizal Anshorulloh. Dalam praktiknya, peserta diajarkan mengolah satu kilogram daun pepaya yang diblender, kemudian direndam dalam 10 liter air dengan tambahan satu sendok makan deterjen. Setelah direndam selama satu hari dan disaring, larutan tersebut siap digunakan dengan cara disemprotkan pada tanaman yang terserang hama.

“Pestisida nabati adalah alternatif terbaik karena berasal dari bahan alami, mudah terurai di alam serta aman bagi lingkungan dan manusia,” ungkap Kamaluddin Harahap saat menyampaikan materi pelatihan.

Selain daun pepaya, bahan nabati lain juga berpotensi digunakan sebagai pestisida alami. Senior POPT Pangan Hortikultura Cipto Waluyo menyebutkan tanaman yang bergetah atau memiliki rasa pahit seperti daun sirsak dan serai dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengendalian hama.

Sementara Koordinator POPT Pangan Hortikultura Kabupaten/Kota Probolinggo Machmud menegaskan penggunaan pestisida kimia secara berlebihan dapat menyebabkan resistensi hama dan mengancam keberadaan musuh alami. “Pendekatan pertanian berkelanjutan berbasis ekosistem menjadi kebutuhan mendesak,” ungkapnya. (mel/fas)