Paiton, Lensaupdate.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo terus memperkuat edukasi dan kesadaran iklim dengan menyasar kalangan pelajar dan santri. Salah satunya dengan memberikan sosialisasi aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam rangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) Calon Duta Lingkungan di Aula Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Senin (28/4/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan intensif terhadap 150 peserta Calon Duta Lingkungan yang berasal dari berbagai jenjang pendidikan setingkat SLTP, SLTA hingga perguruan tinggi. Diklat tersebut berlangsung sejak Minggu (27/4/2025) dan berakhir dengan pemilihan Duta Lingkungan pada Selasa (29/4/2025).
JF Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda DLH Kabupaten Probolinggo Sugeng Hariyono yang hadir sebagai narasumber utama menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya para santri dalam menyebarluaskan aksi nyata pengendalian dampak perubahan iklim di lingkungan sekitar.
"Perubahan iklim adalah kenyataan yang tidak terelakkan. Untuk itu, kita perlu meresponsnya dengan tindakan nyata di tingkat lokal yang mampu memberikan dampak global," ujarnya.
Sugeng menjelaskan bahwa para calon duta lingkungan harus mampu menjadi agen perubahan dan pelopor aksi iklim melalui gaya hidup rendah karbon. Aksi adaptasi yang disarankan meliputi konservasi air, pemanfaatan air hujan, pembuatan lubang biopori dan pengembangan kebun hidroponik.
Sementara mitigasi perubahan iklim dapat diwujudkan melalui pengelolaan sampah berbasis prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pemanfaatan energi terbarukan seperti solar cell serta program penanaman pohon untuk menyerap karbon dioksida.
"Santri punya potensi besar untuk menggerakkan perubahan. Lewat edukasi ini, kami berharap para duta lingkungan dari Pondok Pesantren Nurul Jadid bisa menginspirasi masyarakat sekitar untuk turut serta mengurangi emisi gas rumah kaca," jelasnya.
Sugeng atas nama DLH Kabupaten Probolinggo memberikan apresiasi tinggi kepada Pondok Pesantren Nurul Jadid atas komitmennya terhadap isu lingkungan. Pemilihan Duta Lingkungan ini dinilai sebagai bentuk kepedulian konkret terhadap perubahan iklim yang semakin nyata dampaknya.
“Langkah ini diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi juga mendorong terciptanya komunitas-komunitas pelestari lingkungan di kalangan generasi muda, khususnya yang berlatar belakang pendidikan pesantren,” tegasnya.
Melalui program ini terang Sugeng, DLH berupaya menanamkan kesadaran bahwa tanggung jawab terhadap bumi adalah kewajiban bersama. “Adaptasi dan mitigasi bukan sekedar wacana, melainkan tindakan yang harus dimulai dari lingkungan terkecil, termasuk pondok pesantren,” pungkasnya. (ren/zid)