Bromo Sunset Music and Culture Suguhkan Seni di Tengah Alam


Sukapura, Lensaupdate.com - Pertunjukan seni budaya Bromo Sunset Music and Culture sukses digelar di Amphitheater Jembatan Kaca Seruni Point kawasan Gunung Bromo Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura, Sabtu (19/4/2025). Acara yang digelar menjelang senja ini berhasil menarik perhatian ratusan wisatawan yang memadati area sejak siang hari.

Event ini menjadi magnet tersendiri karena bertepatan dengan dibukanya akses gratis ke jembatan kaca Seruni Point. Momentum langka ini dimanfaatkan para wisatawan untuk menguji adrenalin sembari menikmati panorama matahari terbenam yang mempesona dari ketinggian.

Kegiatan tersebut tak sekadar menyajikan keindahan alam Bromo, namun juga menampilkan kolaborasi seni budaya yang memukau. Para pengunjung dimanjakan dengan pertunjukan musik dan tari tradisional yang dikemas secara modern dan interaktif.

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian adalah grup musik Pizza Dedi, yang membawakan lagu-lagu populer berbahasa Jawa serta musik etnis dengan sentuhan kekinian. Alunan musik mereka berhasil membuat pengunjung bergoyang dan bernyanyi bersama, menciptakan suasana hangat di tengah dinginnya udara Bromo.

Tidak kalah menarik, tarian tradisional seperti Gandrung Banyuwangi dan Muksaning Kusuma turut memperkaya suasana sore itu. Acara mencapai puncaknya dengan penampilan sendra tari Roro Anteng dan Joko Seger oleh Sanggar Seni Roro Anteng Sukapura. Kisah legenda terbentuknya Gunung Bromo ini disampaikan dengan apik melalui gerakan tari yang menggugah.

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, antara lain Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Juwono Prasetijo Utomo serta beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.

Sekda Ugas mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini dan menyampaikan harapannya agar Bromo Sunset Music and Culture dapat menjadi daya tarik wisata baru di kawasan Bromo. Ia berharap, ke depannya wisatawan tidak hanya datang untuk menikmati matahari terbit, tetapi juga keindahan matahari terbenam yang tidak kalah memikat.

“Event semacam ini penting untuk menambah length of stay wisatawan. Kalau biasanya hanya mengejar sunrise, kini ada alasan untuk tetap tinggal hingga sore bahkan malam,” ujarnya.

Rencananya, gelaran ini akan menjadi acara rutin yang dilaksanakan secara berkala. Pagelaran selanjutnya direncanakan berlangsung pada awal Mei 2025 dengan konsep dan pertunjukan yang lebih variatif.

Dengan kombinasi pesona alam dan budaya lokal, Bromo kini tak hanya menjadi tempat berburu sunrise, tetapi juga destinasi sempurna untuk menikmati keindahan sunset yang berbalut seni budaya khas Jawa Timur. (put/zid)