Rangkul RSUD Waluyo Jati, Dinsos Kabupaten Probolinggo Berikan Penanganan Optimal Bagi ODGJ Asal Tidore


Kraksaan, Lensaupdate.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo terus mengupayakan penanganan optimal untuk seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang mengalami kecelakaan di Kecamatan Dringu. Pasien yang identitasnya diketahui bernama Ardilan A. Rahman, usia 45 tahun, asal Tidore, Maluku Utara ini kini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo.

Kronologi penanganan kasus ini dimulai pada tanggal 21 Maret 2025, saat Satpol PP Kabupaten Probolinggo melaporkan adanya seorang ODGJ yang tertabrak mobil dan dirawat di UGD RS Wonolangan. Dalam proses perawatan, diketahui bahwa pasien mengalami patah tulang kaki yang menyebabkan jaringan kulitnya terbuka. Setelah dilakukan tindakan medis, pasien dirujuk ke RSUD Waluyo Jati untuk perawatan lebih lanjut pada tanggal 24 Maret 2025.

Direktur RSUD Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo dr. Yessi Rahmawati menyampaikan bahwa pasien memiliki riwayat gangguan kejiwaan yang membutuhkan pengawasan intensif.

“Pasien memerlukan perhatian dan pengawasan lebih lanjut agar penyembuhan luka berjalan dengan baik. Kami juga memastikan bahwa kebersihan dan asupan makanan pasien terjaga dengan baik selama perawatan," ungkapnya.

Sementara Kepala Dinsos Kabupaten Probolinggo Rachmad Hidayanto mengatakan pasca peristiwa tersebut Dinsos Kabupaten Probolinggo segera melakukan koordinasi dengan Dinsos Tidore, Maluku Utara untuk melakukan reunifikasi keluarga pasien yang telah terpisah selama 12 tahun. 

“Proses pemulangan Ardilan ke kampung halamannya mengalami beberapa kendala. Terkendala biaya untuk pemulangan dan transportasi. Kami berusaha memfasilitasi agar keluarga pasien dapat segera menjemput," katanya.

Rachmad menerangkan, pasien sempat berada di Rumah Singgah Dinsos Dringu Kabupaten Probolinggo untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Proses pemulangan sempat terhambat karena adanya libur panjang lebaran yang menyebabkan keterlambatan dalam jadwal penerbangan dan transportasi laut. Hasil koordinasi dengan Dinsos Provinsi Jawa Timur, pemulangan pasien bisa dilakukan dua minggu setelah lebaran dengan menggunakan kapal laut atau pesawat, bergantung pada kondisi pasien yang harus fit untuk perjalanan panjang.

“Proses pemulangan memang tidak mudah, apalagi mengingat kondisi pasien yang masih memerlukan pengawasan intensif. Namun, kami tetap berkoordinasi dengan Dinsos Tidore dan sentra layanan di Maluku Utara untuk memastikan pasien sampai dengan selamat ke keluarga. Pihak keluarga juga tengah mencari solusi terkait biaya transportasi dan pendampingan yang dibutuhkan untuk proses pemulangan tersebut,” jelasnya.

Menurut Rachmad, Dinsos Kabupaten Probolinggo juga terus memberikan pendampingan kepada pasien selama masa menunggu dan menjaga agar pasien tidak melarikan diri. Kendati demikian, perawatan akan tetap diteruskan dengan harapan pasien dapat segera dipulangkan setelah semua proses selesai.

“Penanganan ODGJ ini tidak bisa dilakukan sendiri, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak, baik itu Dinsos, instansi terkait dan masyarakat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mereka yang membutuhkan,” tegasnya.

Rachmad menambahkan Minggu (30/3/2025), ODGJ tersebut dibawa kembali di RSUD Waluyo Jati. Hal ini sesuai kebijakan dari Direktur RSUD Waluyo Jati dr. Yessi Rahmawati untuk merawat orang terlantar tersebut dengan layanan yang lebih bagus. Mengingat kondisi pasien perlu perawatan dan pengawasan oleh tenaga kesehatan, sehingga klien yang berada di rumah singgah Dinsos dibawa kembali ke RSUD Waluyo Jati sambil menunggu proses reunifikasi dengan keluarga yang terpisah selama 12 tahun.

“Kami menyampaikan banyak terima kasih atas kolaborasi serta sinergi dari segenap OPD dalam penanganan layanan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) sesuai dengan arahan Bapak Bupati Probolinggo. Diperlukan kolaborasi dan sinergi dalam menuju Kabupaten Probolinggo lebih SAE,” pungkasnya. (len/zid)