Maron, Lensaupdate.com - Para petani di Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo, kini mulai mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Sebagai gantinya, mereka mengembangkan pestisida nabati berbahan alami yang dinilai lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
Inisiatif tersebut mencuat dalam pertemuan rutin Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se-Kecamatan Maron di Desa Pegalangan Kidul. Kegiatan ini dirangkai dengan pelatihan pembuatan pestisida nabati yang menghadirkan narasumber dari Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPPTP) Surabaya Ika Ratmawati.
“Pestisida nabati mudah dibuat, bahannya banyak tersedia di sekitar kita dan yang paling penting tidak meninggalkan residu berbahaya bagi manusia maupun lingkungan,” jelas Ika.
Ia memaparkan, bahan utama pestisida nabati di antaranya daun mimba, daun sirsat, batang sereh, laos, daun tembakau dan bawang putih. Seluruh bahan ditumbuk halus lalu direbus dengan lima liter air. Setelah didiamkan semalaman, larutan tersebut siap digunakan dengan dosis 500 ml per tangki semprot.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi melalui Kabid Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah menegaskan penggunaan pestisida kimia secara berlebihan selama ini membuat hama semakin kebal dan merusak keseimbangan ekosistem.
“Kalau ketergantungan pada pestisida kimia tidak dikurangi, petani akan kesulitan mengendalikan hama dan berisiko mengalami gagal panen. Pestisida nabati menjadi salah satu solusi untuk pertanian berkelanjutan,” terangnya.
Sementara Kepala Desa Pegalangan Kidul Bahrul Huda menyatakan apresiasinya atas program pelatihan tersebut. Petani harus berani berinovasi dengan metode yang lebih ramah lingkungan.
“Selain lebih aman, cara ini juga murah dan bisa dibuat sendiri oleh petani. Inilah inovasi yang harus kita dorong,” ungkapnya.
Koordinator BPP Kecamatan Maron Shanti Ning Tyastuti menambahkan penggunaan pestisida nabati tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga membantu petani menekan biaya produksi.
“Harapan kami, metode ini bisa diadopsi secara luas oleh petani di berbagai desa agar serangan hama dapat ditekan tanpa mengorbankan kelestarian alam,” pungkasnya. (ren/zid)