Krucil, Lensaupdate.com - Semangat petani Desa Watupanjang Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo untuk menjaga ketahanan pertanian berkelanjutan terus tumbuh. Hal itu terlihat dari antusiasme anggota Kelompok Tani (Poktan) Rejeki 1 yang mengikuti pelatihan perbanyakan agensi hayati Trichoderma sp pada Selasa (7/10/2025).
Kegiatan yang digelar di sekretariat poktan tersebut merupakan hasil kolaborasi Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya bersama Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo dan Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Krucil.
Pelatihan ini mengajarkan petani untuk memperbanyak dan memanfaatkan jamur Trichoderma sp, mikroorganisme alami yang mampu menekan pertumbuhan patogen penyebab penyakit layu seperti Fusarium, Phytophthora dan Ralstonia.
POPT BBPPTP Surabaya Ika Ratmawati yang menjadi narasumber kegiatan menegaskan penggunaan agensi hayati menjadi solusi cerdas menggantikan ketergantungan pada pestisida kimia.
“Petani kami dorong agar mandiri memperbanyak jamur Trichoderma sendiri. Cara ini jauh lebih aman dan ramah lingkungan, tapi tetap efektif mengendalikan penyakit tular tanah,” ujarnya.
Dalam sesi praktik, peserta dilatih membuat biakan Trichoderma menggunakan beras jagung sebagai media. Mulai dari proses sterilisasi, inokulasi, hingga inkubasi selama 10–14 hari sampai jamur tumbuh sempurna dan siap diaplikasikan. “Satu ons biakan bisa dicampur ke 15 liter air untuk menyiram lahan, atau dicampur 5 kilogram kompos untuk memperkaya unsur hara tanah,” tambahnya.
Sementara Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi melalui Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah menyambut baik inisiatif tersebut. “Pendekatan hayati seperti ini sangat relevan untuk pertanian masa depan agar mampu menekan penyakit sekaligus menjaga kesuburan tanah secara alami,” katanya.
Sementara Koordinator BPP Kecamatan Krucil Agus Styagung menilai semangat petani Desa Watupanjang sebagai langkah nyata menuju pertanian berkelanjutan. “Kami ingin mengembalikan semangat bertani yang selaras dengan alam. Ini bukan hanya tentang hasil panen, tapi juga menjaga keseimbangan ekosistem,” ungkapnya.
Agus berharap para petani bisa meneruskan praktik ini secara rutin agar manfaatnya terasa luas. “Langkah sederhana seperti memperbanyak Trichoderma bisa menjadi gerakan besar menuju pertanian sehat, produktif dan tangguh di lereng Pegunungan Argopuro,” pungkasnya. (ren/zid)
