Pemkab Probolinggo Percepat Perluasan Tebu Demi Kemandirian Gula Nasional


Dringu, Lensaupdate.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program swasembada gula nasional 2025. Melalui Dinas Pertanian (Diperta), Pemkab Probolinggo menggelar rapat koordinasi (rakor) akselerasi bongkar ratoon dan perluasan areal tanam tebu, Selasa (14/10/2025).

Rakor ini dihadiri berbagai unsur penting, antara lain PG Wonolangan (manager tanaman, asisten manager dan staf), para penyuluh pertanian potensial tebu dari delapan kecamatan meliputi Dringu, Tegalsiwalan, Leces, Wonomerto, Tongas, Sumberasih, Kuripan dan Bantaran serta penyedia benih tebu dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Kementerian Pertanian RI.

Dalam forum itu dibahas rencana pelaksanaan program bongkar ratoon (BR) seluas 86,64 hektare dan perluasan lahan tebu seluas 71,23 hektare. Program tersebut sudah ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo dan diverifikasi oleh Tim Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.

Setelah melalui tahapan verifikasi, dokumen program dikirim ke Dirjenbun Kementan RI untuk diproses melalui Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) sebelum memasuki tahapan pengadaan barang dan jasa.

Diperta Kabupaten Probolinggo menargetkan penyaluran benih tebu dimulai akhir Oktober 2025, dengan jadwal pengolahan lahan dan tanam yang mengacu pada petunjuk teknis (juknis) Kementerian Pertanian.

Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi melalui Kepala Bidang Sarana, Penyuluhan, dan Pengendalian Pertanian Faiq El Himmah menegaskan pentingnya koordinasi dan sinergi semua pihak agar target dapat tercapai tepat waktu.

“Kegiatan bongkar ratoon ini bersifat mendadak dan memiliki batas waktu ketat. Karena itu, pendampingan intensif dari PG Wonolangan dan tim teknis Dinas Pertanian, termasuk penyuluh lapangan, sangat diperlukan. Sinergi, komunikasi, dan semangat kerja menjadi pondasi keberhasilan program,” ujarnya.

Lebih lanjut Faiq menjelaskan bahwa pendampingan tidak berhenti di administrasi semata, tetapi juga mencakup pengawasan teknis lapangan mulai dari pengolahan tanah, penyaluran benih, hingga proses penanaman agar hasil tebu lebih optimal.

“Kami ingin memastikan produktivitas tebu meningkat dan kualitas bibit terjaga. Dengan demikian, petani tebu bisa memperoleh hasil lebih baik dan industri gula nasional akan semakin kuat,” jelasnya.

Program bongkar ratoon dan perluasan tebu ini juga diharapkan mampu membangkitkan kembali semangat masyarakat menanam tebu. Pemerintah daerah menilai, keberhasilan program tersebut dapat memberikan dampak ekonomi langsung bagi petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan industri pergulaan nasional.

“Industri pergulaan nasional tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan daerah penghasil tebu seperti Probolinggo. Kami berkomitmen menjaga semangat petani dan memastikan program ini berkelanjutan,” pungkasnya. (mel/fas)