Kraksaan, Lensaupdate.com - Upaya penurunan angka stunting dan peningkatan kualitas gizi masyarakat terus digencarkan oleh TP PKK Kabupaten Probolinggo melalui program edukasi yang kolaboratif dan berbasis komunitas. Salah satu inisiatif terbarunya adalah Pelatihan Komunitas Isi Piringku yang digelar pada Kamis (9/10/2025) di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 kader Posyandu dari 50 desa/kelurahan di seluruh Kabupaten Probolinggo dan terselenggara atas kerja sama dengan Danone Indonesia serta SPEKTRA Surabaya. Fokus utama pelatihan adalah edukasi gizi seimbang, pola asuh anak serta strategi penanganan stunting yang efektif dan berkelanjutan.
Sekretaris I TP PKK Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting dalam menjawab tantangan kesehatan masyarakat. “Masalah gizi tidak bisa diselesaikan sendiri. Kolaborasi dengan dunia usaha dan komunitas menjadi kunci untuk menciptakan perubahan nyata,” jelasnya.
Menurut Rita Erik, pemahaman mengenai komposisi makanan seimbang melalui panduan “Isi Piringku” adalah edukasi sederhana namun sangat efektif. Idealnya, piring makan terdiri dari 50% buah dan sayur serta 50% karbohidrat dan protein. Namun, realita di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia belum mengadopsi pola konsumsi ini secara optimal.
“Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebutkan bahwa 96,7% penduduk usia lima tahun ke atas belum cukup konsumsi buah dan sayur. Ini menjadi alarm serius yang harus segera ditangani,” tambahnya.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, tetapi juga mendorong kader Posyandu sebagai agen perubahan di tingkat komunitas. Mereka dilatih untuk menyampaikan informasi gizi dengan pendekatan yang mudah dipahami dan sesuai dengan konteks lokal.
Direktur SPEKTRA Surabaya Roni Sya’roni, menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari program promotif dan preventif dalam mendukung Generasi Emas 2045. “Kami ingin kader mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi, terutama pada seribu hari pertama kehidupan anak,” tuturnya.
Dengan pelatihan ini, para kader diharapkan bisa lebih aktif dalam mendampingi ibu hamil, menyusui, dan keluarga yang memiliki balita. Penyampaian informasi secara tepat akan membantu membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini yang berkontribusi pada penurunan angka stunting di daerah.
TP PKK Kabupaten Probolinggo menargetkan agar pelatihan ini menjadi program berkelanjutan yang menyasar lebih banyak wilayah. “Kami ingin membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Untuk itu, perubahan harus dimulai dari rumah tangga,” tegas Rita Erik.
Program seperti Komunitas Isi Piringku juga diharapkan memperkuat sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam membangun masa depan yang lebih sehat untuk anak-anak Indonesia. (nab/zid)
