Kraksaan, Lensaupdate.com - RSUD Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo terus menguatkan peran promotif dan preventif melalui kegiatan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Terbaru pada Selasa (23/9/2025), rumah sakit ini menggelar edukasi kesehatan terpadu di Poli Kandungan dan Kebidanan dengan menyoroti empat isu kesehatan prioritas nasional meliputi HIV/AIDS, Tuberkulosis (TBC), stunting dan program Keluarga Berencana (KB).
Kegiatan yang diprakarsai oleh Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) bekerja sama dengan Pokja Akreditasi Program Nasional (Prognas) ini menyasar pasien, keluarga pasien serta pengunjung poli. Tujuannya tidak hanya memberikan informasi, tetapi mendorong perubahan perilaku sehat di masyarakat.
Direktur RSUD Waluyo Jati dr. Yessi Rahmawati mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen rumah sakit dalam mendukung target nasional peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
“Penyuluhan ini adalah bentuk nyata peran rumah sakit dalam edukasi publik. Kami ingin masyarakat memahami bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan dan semua orang memiliki peran dalam membangun keluarga yang sehat,” ujarnya.
Yessi menambahkan edukasi semacam ini tidak akan berhenti sampai di sini. RSUD Waluyo Jati akan terus melanjutkan kegiatan penyuluhan di berbagai unit pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat.
“Kami ingin penyuluhan ini menjadi budaya. Masyarakat yang teredukasi akan mampu mencegah penyakit, bukan hanya mengobatinya,” tegasnya.
Menurut Yessi, penyuluhan ini menjadi bagian dari pemenuhan standar akreditasi rumah sakit. Sekaligus penguatan peran RSUD Waluyo Jati sebagai pusat rujukan yang tidak hanya melayani kuratif, tetapi juga promotif dan preventif.
“Dengan langkah nyata ini, RSUD Waluyo Jati semakin mempertegas komitmen dalam mendukung program kesehatan nasional dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya pencegahan penyakit,” tambahnya.
Penyuluhan menghadirkan empat narasumber sesuai bidang keahliannya diantaranya Ita Tobing, A.Md. Keb., SKM. memaparkan pentingnya program Keluarga Berencana sebagai strategi tidak hanya untuk menunda kehamilan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup keluarga. “KB adalah investasi kesehatan jangka panjang bagi ibu dan anak,” tegasnya.
Selanjutnya, Wiwit Asih Harum C., S.Kep., Ns., memberikan edukasi tentang HIV/AIDS, menyoroti pentingnya deteksi dini terutama bagi ibu hamil. “Tes HIV sedini mungkin dapat menyelamatkan dua nyawa sekaligus, ibu dan bayi,” jelasnya.
Hariah Akbar Yuliana D., A.Md., Gz. menjelaskan dampak jangka panjang dari stunting yang dapat dicegah dengan pola makan bergizi sejak kehamilan. “Gizi seimbang setiap hari adalah kunci generasi bebas stunting,” terangnya.
Serta Erika Rahmawati, A.Md. Kep., menyampaikan materi tentang Tuberkulosis (TBC) dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan. “TBC bisa disembuhkan asal pasien konsisten menjalani terapi obat sampai tuntas,” tegasnya.
Selain itu, Tim PKRS juga menyampaikan materi tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta peran keluarga dalam mendukung proses pengobatan dan pemulihan pasien. (nab/zid)