Diperta Kabupaten Probolinggo Bagikan Cara Mengolah Daging Kurban Agar Tak Bau dan Tetap Lezat


Kraksaan, Lensaupdate.com - Saat Hari Raya Idul Adha, masyarakat kerap menerima daging kurban baik berupa daging kambing maupun sapi. Namun, tidak semua orang mengetahui cara mengolah daging kurban agar tidak bau, tidak alot dan tetap lezat saat disajikan. 

Kepala Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner drh. Nikolas Nuryulianto menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap teknik pengolahan daging kurban. Selain soal kebersihan, proses memasak sangat menentukan kualitas hasil akhir dari olahan tersebut.

“Kesalahan dalam mengolah bisa membuat daging berbau dan teksturnya keras. Padahal dengan teknik sederhana, daging bisa empuk dan tetap nikmat. Saya sarankan masyarakat untuk tidak hanya fokus pada bumbu, tapi juga memperhatikan tahap-tahap sebelum memasak seperti marinasi dan teknik potong,” katanya.

Niko menjelaskan langkah pertama dalam mengolah daging kurban yang baik adalah dengan tidak mencucinya menggunakan air, terutama sebelum dimasukkan ke dalam penyimpanan atau sebelum langsung dimasak. Daging cukup dibersihkan dari sisa kotoran seperti rumput menggunakan tisu atau tangan. Mencuci daging mentah justru meningkatkan kelembapan dan memungkinkan kontaminasi dari air yang tidak steril.

“Setelah dibersihkan, daging bisa langsung diolah atau disimpan terlebih dahulu. Untuk pengolahan langsung, salah satu tips utama agar daging kambing atau sapi menjadi empuk adalah dengan teknik marinasi menggunakan air perasan nanas. Buah nanas mengandung enzim bromelain yang secara alami mampu memecah serat otot pada daging, sehingga daging menjadi lebih lunak,” jelasnya.

Caranya cukup sederhana jelas Niko, ambil seperempat buah nanas, parut hingga halus, lalu peras untuk diambil airnya. Potongan daging direndam dalam air perasan nanas tersebut selama 30 menit hingga satu jam. “Setelah proses perendaman, daging bisa dibumbui sesuai kebutuhan, seperti bumbu sate, tongseng atau gulai. Bumbu bisa langsung dicampurkan ke dalam daging yang telah dimarinasi agar rasa lebih meresap,” terangnya.

Untuk olahan sate terang Niko, daging dipotong berbentuk kotak kecil agar mudah ditusuk dan tidak cepat hancur saat dibakar. Setelah direndam dalam bumbu, sate bisa langsung dibakar di atas bara api. Namun sebelum itu, alat pemanggang perlu diolesi minyak atau mentega agar daging tidak lengket. “Teknik ini berlaku untuk daging kambing maupun sapi. Gunakan api kecil hingga sedang agar daging matang merata tanpa membuat permukaan luar cepat gosong,” tegasnya.

Sementara untuk menu masakan berkuah seperti gulai atau sop tegas Niko, ada teknik tambahan agar daging tidak keras. Potongan daging bisa direbus dalam air mendidih selama satu jam sebelum dicampurkan dengan bumbu utama. “Proses ini berfungsi mengempukkan tekstur sekaligus mengurangi aroma prengus, terutama pada daging kambing. Setelah perebusan, air rebusan bisa dibuang dan daging diolah seperti biasa dengan santan atau bumbu rempah-rempah,” ujarnya.

Niko juga menyarankan agar tidak terburu-buru memasak daging dengan api besar. “Gunakan api kecil agar bumbu meresap dan tekstur daging tetap lembut. Jangan pakai suhu tinggi karena daging bisa keras di luar tapi belum matang di dalam,” ungkapnya.

Lebih lanjut Niko mengingatkan agar tidak mencampur jeroan, tulangan dan daging murni dalam satu proses masak. “Kalau bisa, jeroan direbus dan dimasak secara terpisah karena lebih cepat rusak dan beraroma tajam. Jeroan seperti hati, paru dan usus memiliki teknik pengolahan tersendiri, biasanya direbus dua kali dan dibumbui lebih kuat agar tidak bau,” tambahnya.

Dengan penerapan teknik-teknik sederhana ini, daging kurban bisa menjadi sajian istimewa yang sehat dan menggugah selera. Masyarakat tidak perlu takut daging kambing akan amis atau keras jika tahu cara mengatasinya. “Kuncinya adalah memahami karakter daging, menggunakan bahan alami seperti nanas untuk melembutkan dan memasaknya dengan sabar serta teknik yang tepat,” pungkasnya. (nab/zid)