Probolinggo, Lensaupdate.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Sosial (Dinsos) terus berkomitmen dalam memperkuat perlindungan sosial, terutama bagi warga penyandang disabilitas berat.
Melalui Satuan Tugas (Satgas) Kemiskinan Pilar-Pilar Sosial, Dinsos menyalurkan bantuan sosial (bansos) secara langsung ke rumah warga atau door to door sebagai bagian dari upaya mengatasi kemiskinan secara inklusif dan berkelanjutan.
Bantuan ini disalurkan kepada dua kategori penerima manfaat. Yakni Orang Dengan Kecacatan Berat (ODKB) sebanyak 120 orang, masing-masing menerima Rp 900.000 untuk periode tiga bulan yang berasal dari APBD Kabupaten Probolinggo dan penerima program Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) sebanyak 228 orang, masing-masing menerima senilai Rp 900.000 per tiga bulan, namun bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur.
Kepala Dinsos Kabupaten Probolinggo Rachmad Hidayanto menyampaikan penyaluran bantuan ini bertujuan untuk meringankan beban keluarga, khususnya dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
“Penerima manfaat adalah warga dengan keterbatasan fisik dan aktivitas yang sangat tinggi. Mereka sangat membutuhkan dukungan pemerintah dalam bentuk bantuan langsung tunai,” ujarnya.
Lebih lanjut Rachmad menegaskan sesuai arahan Bupati Probolinggo, penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara kolaboratif. Tim Satgas Kemiskinan diarahkan untuk menggandeng berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain, lembaga keagamaan seperti Muslimat NU dan Aisyiyah hingga media, akademisi, LSM, Baznas dan sektor swasta seperti APINDO.
“Sinergi lintas sektor adalah kunci. Kita tidak bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan persoalan kompleks seperti kemiskinan dan disabilitas. Dibutuhkan pendekatan inklusif dan menyeluruh,” tegasnya.
Rachmad menekankan pentingnya edukasi pemberdayaan kepada para penerima manfaat. Pemerintah ingin mendorong perubahan pola pikir bahwa bantuan sosial bersifat sementara. Tujuan akhirnya adalah kemandirian. “Bansos itu sementara, berdaya itu selamanya. Itulah visi kami,” tambahnya.
Program bantuan ini tidak hanya mencakup distribusi dana, tetapi juga bagian dari misi pemerintah daerah dalam membangun keadilan sosial bagi kelompok rentan. Penyaluran secara door to door juga dilakukan sebagai bentuk pelayanan humanis, memastikan bantuan diterima langsung oleh yang berhak tanpa hambatan birokrasi.
“Dengan semangat kolaboratif dan strategi pemberdayaan, kami optimistis persoalan kemiskinan, khususnya di kalangan penyandang disabilitas dapat ditangani secara lebih efektif, manusiawi dan berkelanjutan,” pungkasnya. (mel/fas)