Kraksaan, Lensaupdate.com - Upaya meningkatkan literasi dasar dan memperkuat fungsi perpustakaan sekolah kembali diwujudkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo melalui penyelenggaraan Gelar Ringkas Perpustakaan Ramah Anak 2025. Kegiatan hasil kolaborasi dengan Lembaga Mutiara Rindang ini berlangsung di aula Ki Hajar Dewantara Kantor Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Senin (24/11/2025).
Acara tersebut dihadiri Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Probolinggo Rendra Hadi Kusuma, Kepala Disdikdaya Hary Tjahjono serta jajaran pejabat Disdikdaya termasuk Kepala Bidang Pembinaan SD Sri Agus Indariyati. Direktur Lembaga Mutiara Rindang Kuswanto turut hadir memberikan pemaparan terkait capaian program yang telah berjalan hampir satu tahun.
Selain itu, sejumlah instansi dan lembaga pendidikan turut berpartisipasi, di antaranya DP3AP2KB, LP3M Universitas Zainul Hasan Genggong, Korwil Bidikdaya kecamatan Pajarakan, Gending, Dringu dan Sumberasih serta sekolah-sekolah mitra tingkat TK dan SD.
Program Perpustakaan Ramah Anak (PERAN) merupakan kerja kolaboratif yang dimulai sejak Maret 2025 dengan fokus utama memperkuat budaya membaca melalui fungsi perpustakaan sekolah yang lebih efektif. Ada enam sekolah mitra yang terlibat dalam implementasi program ini, yaitu SDN Muneng Leres 1, SDN Kedungdalem 2, SDN Sebaung 1, SDN Pajarakan Kulon 1, SDN Karangpranti 1 dan SDN Sukokerto 1.
Direktur Lembaga Mutiara Rindang Kuswanto menyampaikan Program Perpustakaan Ramah Anak (PERAN) telah berjalan sejak Maret 2025 melalui kerja sama intensif dengan Disdikdaya. Program ini menekankan peningkatan literasi dasar melalui penguatan fungsi perpustakaan sekolah.
“Program ini melibatkan komitmen kepala sekolah, guru, pustakawan, komite dan orang tua untuk bersama-sama memfokuskan pada peningkatan keterampilan membaca dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak setiap minggu sekali diajak membaca bersama guru, mulai dari membaca nyaring, berpasangan, membaca bersama hingga membaca mandiri,” ungkapnya.
Kuswanto berharap gelar ringkas ini dapat memperlihatkan efektivitas program kepada para pemangku kepentingan. “Kami ingin program ini menjadi salah satu strategi meningkatkan literasi dan tetap berjalan meskipun masa pendampingan telah selesai,” tambahnya.
Sementara Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo Hary Tjahjono memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan serta dedikasi sekolah mitra dalam mengimplementasikan program tersebut selama hampir satu tahun terakhir.
“Alhamdulillah, kita dapat bertemu dalam acara Gelar Ringkas Perpustakaan Ramah Anak 2025. Acara ini menjadi ajang berbagi pengalaman bagaimana sekolah mitra mengimplementasikan program Perpustakaan Ramah Anak,” ujarnya.
Hary menegaskan bahwa program PERAN merupakan intervensi pendek namun penting dalam meningkatkan literasi dan numerasi di Kabupaten Probolinggo.
“Program ini waktunya pendek, hanya satu tahun, untuk mengajak kepala sekolah, komite, orang tua, guru dan petugas perpustakaan memberikan perhatian pada peningkatan literasi dan numerasi. Kita pahami rapor pendidikan kita, terutama literasi, masih perlu peningkatan terus-menerus,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga mitra sebagai strategi mempercepat peningkatan mutu literasi.
“Kolaborasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan Mutiara Rindang terjalin dengan baik. Kami berbagi peran. Mereka mengupayakan bahwa meningkatkan literasi tidak cukup hanya dengan promosi, tetapi juga perlu mengubah lingkungan sekolah, salah satunya dengan memfungsikan kembali perpustakaan,” terangnya.
Menurut Hary, dukungan Mutiara Rindang terlihat nyata melalui hibah rak buku, buku cerita anak, poster, pelatihan pengelolaan perpustakaan hingga pendampingan berkelanjutan bagi guru. “Di sisi lain, sekolah telah menunjukkan komitmen dengan memperbaiki ruang perpustakaan agar lebih nyaman digunakan siswa,” lanjutnya.
Lebih lanjut Hary berharap kegiatan Gelar Ringkas tidak hanya menjadi akhir dari pendampingan, tetapi menjadi awal dari keberlanjutan upaya peningkatan literasi di sekolah-sekolah.
“Semoga hasil implementasi kali ini membuat masa depan literasi Kabupaten Probolinggo semakin terukur kemajuannya. Perlu dukungan dari kepala sekolah, khususnya dari enam sekolah ini terlebih dahulu,” pungkasnya. (nab/zid)
