Sukapura, Lensaupdate.com - Langit senja di kaki Gunung Bromo menjadi saksi peluncuran resmi Seven Lakes Festival 2025 oleh Bupati Probolinggo dr. Mohammad Haris atau yang akrab disapa Gus Haris, Sabtu (18/10/2025) sore.
Bertempat di Amphitheater Terminal Seruni Point Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura, peluncuran itu dikemas megah dalam gelaran Bromo Sunset Music and Culture ke-7 yang sarat nuansa seni, budaya dan wisata alam. Momen ini menandai dimulainya rangkaian promosi pariwisata unggulan Kabupaten Probolinggo yang semakin mendunia.
Dalam sambutannya, Gus Haris mengungkapkan Seven Lakes Festival 2025 akan digelar pada 7 hingga 16 November 2025 dengan tema “Menelusuri Jejak Dewi Rengganis, Merayakan Alam Probolinggo”.
Festival ini ujar Gus Haris, bukan hanya ajang wisata tahunan, tetapi simbol sinergi antara pelestarian budaya, eksplorasi wisata alam dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.
“Melalui Seven Lakes Festival, kita ingin mengajak masyarakat dan wisatawan untuk merayakan alam Kabupaten Probolinggo yang luar biasa, mulai dari keindahan tujuh danau, air terjun, budaya hingga kearifan lokal masyarakatnya. Ini bukan sekadar wisata, tapi tentang identitas dan kebanggaan kita bersama,” ujarnya.
Festival akan menghadirkan beragam kegiatan di sejumlah lokasi seperti Ranu Segaran, Ranu Tlogoargo, Air Terjun Guyangan, kawasan Argopuro, Bremi Eco Park dan Lapangan Kertosuko Krucil.
Agenda acaranya mencakup larung sesaji, fashion show terapung, festival kopi, lomba perahu naga, canyoning, trail run, offroad, trekking hingga kerapan sapi. Kolaborasi unik ini menyatukan seni, olahraga petualangan dan pariwisata alam dalam satu kemasan atraktif.
“Kami ingin festival ini menjadi wajah baru wisata alam Kabupaten Probolinggo yang menggugah rasa bangga, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal,” tambah Gus Haris.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo lanjutnya, telah menyiapkan pusat layanan informasi dan logistik di dua kecamatan penyelenggara, yakni Krucil dan Tiris. “Akan ada posko layanan di dua titik utama, tenda-tenda di area camping ground serta fasilitas umum seperti toilet dan rest area yang terus dibenahi,” jelasnya.
Tingginya minat wisatawan juga membuat sebagian besar penginapan di kawasan tersebut telah penuh. Sebagai alternatif, pemerintah daerah menyiapkan homestay milik warga yang telah mendapatkan pelatihan pelayanan wisata. “Kami ingin masyarakat ikut merasakan manfaat langsung. Setiap homestay yang dikelola warga adalah bagian dari ekonomi kreatif berbasis desa,” ujarnya.
Untuk menjamin kenyamanan wisatawan, pemerintah juga memperkuat sarana infrastruktur seperti penambahan lampu penerangan di jalur utama menuju Krucil dan Tiris serta penunjuk arah di titik strategis mulai Pajarakan hingga Betek. “Insya Allah keamanan dijaga oleh TNI dan Polri. Masyarakat juga kami ajak ikut menjaga ketertiban karena ini kembali untuk kesejahteraan mereka,” tegasnya.
Acara peluncuran berlangsung meriah dengan tema “Too Old to Gold, with Dang and Dut”. Panggung Bromo Sunset Music and Culture #7 menghadirkan Project Gemini, Tari Rangkarang dan New RGS Band yang memadukan harmoni musik, tarian dan panorama Bromo menjelang matahari terbenam.
Festival ini sekaligus menjadi cerminan bahwa Kabupaten Probolinggo tidak hanya memiliki alam yang indah, tetapi juga kekayaan budaya yang hidup di tengah masyarakatnya. (put/zid)
.jpeg)