Petani di Kecamatan Pakuniran Ubah Tanah Keras dengan Asam Humat


Pakuniran, Lensaupdate.com - Para petani di Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo menghadapi tantangan serius akibat kondisi tanah yang semakin keras, asam dan rendah kesuburannya. Hal ini berdampak pada penurunan produktivitas lahan, terutama setelah penggunaan pupuk kimia yang intensif selama bertahun-tahun.

Menjawab persoalan ini, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Pakuniran meluncurkan program Sekolah Lapang Tematik Pertanian dengan fokus utama pada pelatihan pembuatan pembenah tanah berbahan asam humat.

“Asam humat ini bukan pupuk, melainkan pembenah tanah yang memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah,” kata Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dari Balai Besar Perbenihan dan Pelindungan Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Ika Ratmawati.

Ika menegaskan penggunaan pupuk kimia secara berlebihan justru mengakibatkan tanah menjadi keras dan sulit diolah. “Tanah juga butuh unsur karbon. Asam humat yang kita buat ini merupakan bentuk humus yang menyediakan unsur penting tersebut. Dengan begitu, tanah menjadi lebih gembur dan tanaman pun tumbuh optimal,” jelasnya.

Menurut Ika, asam humat diketahui mampu menormalkan pH tanah, meningkatkan penyerapan unsur hara serta menambah kapasitas tanah dalam menyimpan air dan unsur hara. “Dengan struktur tanah yang kembali gembur, akar tanaman dapat menyerap nutrisi dengan lebih efisien, sehingga hasil pertanian pun meningkat,” terangnya.

Yang menarik, bahan pembuatan asam humat ini sangat sederhana dan mudah didapat. Cukup siapkan 2 kg eceng gondok cincang, 1 kg kulit nanas, 100 ml dekomposer, 100 gram gula pasir dan 10 liter air.

“Seluruh bahan dimasukkan ke dalam galon atau ember besar, lalu difermentasi selama 30–60 hari. Setelah jadi, cairan asam humat ini bisa langsung digunakan dengan cara dikocor ke lahan menggunakan takaran 10 ml per liter air,” tegasnya.

Sementara Plh Kepala Bidang Sarana Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo Evi Rosella sangat mengapresiasi program pelatihan pembuatan pembenah tanah berbahan asam humat tersebut. Pelatihan seperti ini sangat penting karena menyentuh langsung kebutuhan petani.

“Kita harapkan pendekatan seperti ini terus dilakukan, agar petani bisa menemukan solusi atas masalah pertanian mereka sendiri melalui praktek yang mudah dan aplikatif,” ujarnya.

Menurut Evi, langkah sederhana ini memberi harapan baru bagi petani untuk mengembalikan kesuburan lahan secara alami dan berkelanjutan. “Program ini menjadi contoh nyata bahwa solusi pertanian tidak selalu bergantung pada teknologi mahal, tapi bisa juga dimulai dari inovasi lokal yang sederhana dan ramah lingkungan,” pungkasnya. (ren/zid)