Paiton, Lensaupdate.com - Momen Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia tahun ini semakin bermakna bagi sejumlah anak di Kabupaten Probolinggo. Sebanyak 15 balita penerima manfaat mengikuti operasi bibir sumbing gratis yang digelar di Rumah Sakit Rizani Paiton, Minggu (16/8/2025).
Program sosial ini merupakan hasil kolaborasi PT Paiton Energy (PE), PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (POMI), Rumah Sakit Rizani Paiton, Yayasan Surabaya CLP Center serta Smile Train Indonesia. Kehadiran Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris menambah semangat sekaligus memberikan dukungan penuh terhadap upaya kesehatan bagi anak-anak kurang mampu.
Dalam rangkaian kegiatan ini, juga dideklarasikan “Kabupaten Probolinggo Merdeka Senyum untuk Indonesia Maju”, sebuah simbol komitmen multipihak untuk menciptakan daerah bebas bibir sumbing. Deklarasi ditandai dengan penandatanganan piagam sinergi dan cap tangan bersama antara Pemkab Probolinggo serta PT Paiton Energy.
Bupati Haris menegaskan bahwa operasi bibir sumbing tidak hanya berdampak medis, tetapi juga pada kepercayaan diri anak-anak. “Operasi ini mengembalikan fungsi bicara sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri. Ini menjadi simbol kemerdekaan sejati, karena anak-anak kita bebas dari keterbatasan dan bisa bermimpi lebih tinggi,” katanya.
Menurut Bupati Haris, program ini sudah tiga kali terlaksana dalam dua tahun terakhir. "Keberlanjutan program menjadi bukti bahwa kepedulian ini bukan sekadar seremonial, tetapi benar-benar memberi dampak nyata," jelasnya.
President Director PT Paiton Energy Fazil Erwin Alfitri menyatakan operasi bibir sumbing gratis adalah wujud kontribusi perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. “Ini bukan hanya memberi senyuman baru bagi anak-anak, tetapi juga kebahagiaan bagi keluarga. Kami ingin intervensi ini berdampak jangka panjang, baik secara kesehatan maupun psikologis,” ujarya.
Sementara Direktur RS Rizani dr. Mirrah Samiyah menambahkan program ini membuka akses kesehatan yang lebih luas bagi masyarakat kurang mampu.
“Gangguan bicara dan dampak psikososial sering kali menjadi masalah bagi penderita bibir sumbing. Melalui kegiatan ini, kami berusaha memberikan solusi nyata,” urainya.
Ketua Tim Medis Surabaya CLP Center Lobredia Zarasade menegaskan pendampingan pasien tidak berhenti setelah operasi.
“Anak dengan celah langit-langit mulut masih membutuhkan terapi wicara, perawatan gigi hingga operasi tambahan. Semua layanan itu tetap kami berikan secara gratis di yayasan Surabaya CLP Center,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Surabaya CLP Center juga menyerahkan piagam penghargaan kepada Bupati Probolinggo, PT Paiton Energy dan Rumah Sakit Rizani atas dedikasi mereka dalam mendukung kesehatan masyarakat.
Deklarasi Kabupaten Probolinggo Merdeka Senyum diharapkan menjadi tonggak penting bahwa tidak ada anak yang tertinggal hanya karena kondisi fisiknya. Kolaborasi multipihak ini juga memperlihatkan bagaimana sinergi dapat memperluas jangkauan penerima manfaat, mempercepat pelaksanaan dan menghadirkan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.
Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak anak-anak di Kabupaten Probolinggo yang mendapatkan kesempatan tumbuh sehat, percaya diri dan mampu berkontribusi bagi bangsa. (ren/zid)