Kraksaan, Lensaupdate.com - Bromo Sunset Music and Culture edisi ketiga bakal digelar pada Sabtu tanggal 28 Juni 2025 mendatang dengan mengusung tema “Ketelu Ambyar”. Kegiatan ini tetap mempertahankan konsep seni dan budaya yang dipadu dengan keindahan alam Bromo yang menjadikannya salah satu event paling dinanti di Kabupaten Probolinggo.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Probolinggo Heri Mulyadi ketika melakukan podcast di Radio Bromo FM di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan pada Kamis (26/6/2025) siang.
Heri menerangkan even tersebut kembali menghadirkan berbagai pertunjukan seni tradisional seperti sendra tari dan musik serta platform bagi seniman lokal yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
“Kami mengundang masyarakat Kabupaten dan Kota Probolinggo serta wisatawan dari luar daerah untuk hadir menikmati pesona Bromo saat matahari terbenam. Para pengunjung bisa merasakan atmosfer magis yang tercipta dari paduan seni, musik dan alam Bromo yang memukau,” katanya.
Menurut Heri, kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan seni budaya Indonesia, khususnya seni tari dan musik tradisional. Selain itu, event ini juga menyediakan ruang bagi seniman dan komunitas seni untuk berkreasi serta meningkatkan daya tarik wisata Bromo yang diharapkan bisa menarik lebih banyak wisatawan dari berbagai penjuru Indonesia.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk memperkenalkan lebih dalam potensi pariwisata Kabupaten Probolinggo. Sekaligus mendukung program Bupati yang dikenal dengan sebutan 3B, yaitu Bromo, Bentar dan Bermi. Dengan tiga destinasi wisata andalan ini, Pemerintah Daerah berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata,” jelasnya.
Heri menegaskan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo untuk memajukan pariwisata berbasis seni dan budaya. Event ini sangat penting karena tidak hanya mendatangkan wisatawan, tetapi juga memberikan wadah apresiasi bagi seniman lokal.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berlanjut, tetapi bisa menjadi model untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya. Ini juga merupakan bagian dari visi Bupati untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata,” tegasnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat terus berkembang, mengingat potensi besar Bromo sebagai destinasi wisata yang belum sepenuhnya dimaksimalkan. Kegiatan yang melibatkan berbagai pihak ini juga diharapkan bisa menjadi acara yang bisa dipromosikan secara nasional dan bahkan internasional.
“Bromo Sunset Music and Culture ini diharapkan dapat terus menjadi daya tarik utama bagi wisatawan dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal. Sekaligus bisa memperkenalkan lebih banyak produk lokal kepada pengunjung, termasuk kerajinan tangan dan kuliner khas Kabupaten Probolinggo yang semakin memperkaya pengalaman wisatawan di Bromo,” pungkasnya. (nab/zid)