3.314 Ekor Ternak Dipotong Selama Idul Adha 1446 Hijriyah


Kraksaan, Lensaupdate.com - Selama hari raya Idul Adha 1446 Hijriyah mulai 6 hingga 13 Juni 2025, Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo mencatat total ternak yang dipotong di Kabupaten Probolinggo mencapai 3.314 ekor. 

Terdiri dari sapi sebanyak 807 ekor (sapi betina 682 ekor dan sapi jantan 125 ekor), kambing sebanyak 796 ekor (kambing jantan 778 ekor dan kambing betina 18 ekor) dan domba sebanyak 1.711 ekor (domba jantan 1.664 ekor dan domba berita 47 ekor).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyatakat Veteriner drh. Nikolas Nuryulianto.

“Tahun 2025 ini ada 243 lokasi pemotongan hewan sementara di luar RPH (Rumah Potong Hewan). Selain itu ditemukan cacing hati di wilayah Kecamatan Kraksaan, Pajarakan, Krejengan dan Maron,” katanya.

Niko menyampaikan kepada para petugas maupun panitia kurban bahwa pelaku usaha ke depannya ternaknya itu harus rutin mengkonsumsi obat cacing supaya tidak menular ke manusia. “Rutin pemberian obat cacing selama 6 bulan kepada ternak, khususnya ternak kurban berupa sapi, kambing dan domba,” lanjutnya.

Menurut Niko, lokasi penjualan hewan sementara di Kabupaten Probolinggo tahun 2025 menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tahun 2024 itu ada 19 lokasi tempat penjualan hewan dan yang terdata di tahun 2025 itu ada 8 lokasi. 

“Ada penurunan dan para pedagang bilang penurunan penjualan mungkin karena panitia kurban atau takmir masjid itu langsung membeli dari peternaknya. Selain itu kemungkinan karena kondisi ekonomi tidak baik-baik saja,” jelasnya.

Niko menerangkan untuk tahun 2025 ini terjadi kenaikan jumlah pemotongan ternak kurban. Kalau tahun 2024 ada 2.303 ekor ternak yang dipotong. Tetapi di tahun 2025 ada 3.314 ekor. 

“Untuk sapi itu yang dipotong tahun 2024 ada 558 ekor dan tahun 2025 ada 807 ekor. Kambing tahun 2024 ada 517 ekor dan tahun 2025 ada 796 ekor. Serta domba tahun 2024 ada 1.128 ekor dan tahun 2025 ada 1.711 ekor,” terangnya.

“Selain itu, di tahun 2025 ini juga ada pemotongan sapi banmas di Masjid Agung Ar Raudlah Kraksaan. Tetapi dipotong di RPH Krejengan dan daging sapinya diberikan kepada 600 penerima sesuai ketentuan yang dibuat oleh panitia kurban Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan,” tambahnya.

Dari hasil rekapitulasi terang Niko, jika dikalkulasi uang yang beredar selama Idul Adha 1446 Hijriyah dengan harga rata-rata. Dimana untuk sapi jantan 682 ekor dengan harga masing-masing Rp 25.000.000, maka totalnya Rp 17.050.000.000 dan sapi betina 125 ekor dengan harga masing-masing Rp 22.000.000, maka totalnya Rp 2.750.000.000.

“Untuk kambing jantan 778 ekor dengan harga masing-masing Rp 4.000.000 maka totalnya Rp 3.112.000.000, kambing betina 18 ekor dengan harga masing-masing Rp 3.000.000 maka totalnya Rp 54.000.000, domba jantan 1.664 ekor dengan harga masing-masing Rp 4.500.000 maka totalnya Rp 7.488.000.000 dan domba betina 47 ekor dengan harga masing-masing Rp 3.500.000 masing-masing Rp 164.500.000. Total semua uang yang beredar mencapai Rp 30.618.500.000,” tegasnya.

Niko juga menyampaikan kepada para panitia kurban takmir bahwa pihaknya membutuhkan data pelaku juru sembelih. Diharapkan bisa mendapatkan data lebih lengkap terkait juru sembelih domba kambing. 

“Tujuannya adalah bila ada anggaran dari pemerintah, para juru sembelih ini bisa mendapatkan pelatihan terkait dengan pelatihan juru sembelih halal. Nantinya pelatihnya berasal dari lembaga yang berkompeten,” ujarnya.

Lebih lanjut Niko menegaskan tahun ini lokasi pemotongan hewan ada di 243 desa dari 330 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Probolinggo. Jika dilihat presentasinya ada sekitar 73% yang bisa didata dari seluruh desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Probolinggo. 

“Ada desa yang tidak melaksanakan pemotongan hewan kurban karena sesuatu lain. Selain itu, ada kurangnya optimalisasi pelaporan. Untuk tahun ini masih 73% dari 330 desa/kelurahan dengan alasan tersebut. Diharapkan tahun depan bisa mendekati 100% dari desa yang ada di Kabupaten Probolinggo,” harapnya. 

Niko mengharapkan semoga dengan adanya Idul Adha ini ternak di Kabupaten Probolinggo semakin sehat, peternak semakin makmur dan pemerintahnya semakin peduli kepada kesehatan hewan. “Apabila hewan sehat maka manusia pun pasti sehat. Karena ada juga penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia,” urainya.

Tahun 2025 ini tambah Niko, pihaknya juga memberikan sertifikat penghargaan kepada masjid maupun mushola yang tempat pemotongan hewan sementaranya itu layak untuk diberikan sertifikat karena dari tata pelaksanaannya maupun higiene sanitasinya lumayan baik.

“Ada tiga yang pertama adalah Masjid Al Ikhlas Kraksaan, Masjid At-Taubah Kraksaan dam Musholla Darul Mukhlisin Kraksaan. Ada juga penghargaan khusus untuk Masjid Agung Ar-Raudlah karena sudah sekitar lima tahun lebih tetap melakukan pemotongan hewan pada saat Idul Adha di RPH Krejengan. Selain itu, profarm yang memotong sapi di RPH Banyuanyar maupun RPH Maron juga diberikan penghargaan,” pungkasnya. (nab/zid)