Program ini menjadi bagian penting dari upaya percepatan realisasi program prioritas SAE Ekonomi yang digagas oleh Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo serta sejalan dengan target besar pemberdayaan 300.000 UMKM oleh Mastercard Center for Inclusive Growth bersama Mercy Corps Indonesia di berbagai wilayah Indonesia.
Dalam agenda monitoring dan evaluasi yang digelar pada Kamis (7/8/2025) di Terminak Wisata Seruni Point Kecamatan Sukapura, Mercy Corps Indonesia melaporkan bahwa program pendampingan telah menyasar ribuan pelaku usaha kecil di Kabupaten Probolinggo.
Data menunjukkan bahwa sebanyak 5.529 UMK telah mendapatkan pelatihan literasi keuangan, pemasaran digital dan keamanan siber. Dimana 86% dari peserta adalah perempuan dan sisanya 14% adalah pengusaha pria.
Berdasarkan sektor usaha 5.179 UMK berasal dari sektor olahan makanan dan minuman, 161 UMK di sektor fashion, 120 UMK kerajinan non furnitur dan 73 UMK dari rantai nilai pariwisata.
Pendampingan yang diberikan Mercy Corps Indonesia tidak hanya fokus pada pelatihan teknis, tetapi juga menyentuh tiga strategi utama dalam pengembangan UMKM yang berkelanjutan.
Yakni, go digital (mendorong transformasi digital agar pelaku UMKM mampu bersaing di pasar daring), get capital (memfasilitasi akses permodalan agar pengusaha dapat mengembangkan skala bisnisnya) serta ecosystem strengthening (membangun ekosistem usaha yang kuat dan terhubung dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari kalangan pemerintah, swasta, akademisi maupun komunitas).
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo Taufik Alami mengungkapkan apresiasinya terhadap peran Mercy Corps Indonesia dalam mendukung pemberdayaan UMKM secara terstruktur.
“Saya mengucapkan terima kasih tidak terhingga kepada Mercy Corps Indonesia atas kolaborasi luar biasa ini. Program ini memberikan dampak nyata bagi percepatan SAE Ekonomi di Kabupaten Probolinggo, khususnya dalam membangun strategi peningkatan kapasitas UMKM secara menyeluruh,” katanya.
Taufik menambahkan, kerja sama ini sangat berarti karena turut membantu pemerintah dalam melakukan pendataan UMKM secara lebih detail, memetakan jenis usaha serta mengarahkan program pengembangan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.
“Pendampingan ini membantu kami memilah data berdasarkan sektor usaha mulai dari makanan, minuman, kerajinan hingga aksesoris. Dengan data yang lebih akurat, program pembinaan bisa lebih tepat sasaran,” tegasnya.
Selain memberikan pelatihan dan akses informasi jelas Taufik, program ini juga memperkuat aspek manajerial dan jiwa kewirausahaan pelaku UMKM. “Kami tengah menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung seperti permodalan, produksi, desain produk hingga pengurusan perizinan usaha,” jelasnya.
Taufik menyebutkan dampak dari program ini akan terasa langsung pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Kami yakin dengan sinergi ini, efeknya akan langsung terasa di masyarakat. Kami akan terus melanjutkan kerja sama strategis seperti ini dan meningkatkan kualitas UMKM di Kabupaten Probolinggo ke level yang lebih tinggi,” terangnya.
Menurut Taufik, kolaborasi ini bukanlah akhir dari upaya, melainkan menjadi pintu masuk bagi pemerintah daerah untuk terus mengakselerasi UMKM naik kelas. “Kami telah merancang langkah lanjutan dengan fokus pada fasilitasi peningkatan akses pasar digital, pelatihan lanjutan kewirausahaan, fasilitasi sertifikasi dan perizinan serta konektivitas dengan lembaga pembiayaan,” pungkasnya. (mel/fas)