Pertuni Kabupaten Probolinggo Lakukan Pendataan Disabilitas Netra di Delapan Kecamatan


Kraksaan, Lensaupdate.com - Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo kembali melanjutkan kegiatan pendataan disabilitas netra tahap kedua yang dimulai pada Rabu (9/7/2025). 

Setelah sukses menggelar pendataan pada 10 kecamatan pada tahun 2024, kali ini Pertuni menjangkau 8 kecamatan di Kabupaten Probolinggo meliputi Kecamatan Pakuniran, Kotaanyar, Kraksaan, Maron, Tegalsiwalan, Bantaran, Sukapura dan Tiris.

Kegiatan pendataan yang berlangsung hingga Rabu (16/7/2025) ini melibatkan 8 orang relawan yang terbagi dalam empat grup. Masing-masing grup terdiri dari satu pendamping atau volunteer dan satu netra. Pendataan dilakukan dengan kolaborasi bersama Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan kader mata yang tersebar di Puskesmas dan kader desa sehat mata.

Ketua Pertuni Kabupaten Probolinggo Moh. Ansori mengatakan pendataan ini bertujuan untuk memperoleh data yang valid mengenai disabilitas netra di wilayah Kabupaten Probolinggo, terutama mereka yang berusia produktif, usia sekolah hingga usia yang memungkinkan untuk bekerja. 

“Dengan data yang lebih akurat, kami berharap dapat memberikan edukasi dan motivasi kepada teman-teman disabilitas netra. Sekaligus mendorong mereka untuk lebih berdaya dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

Ansori menjelaskan selama ini seringkali terdapat perbedaan data antara data yang dimiliki oleh TKSK dan Puskesmas. Oleh karena itu, dalam pendataan tahap kedua ini, Pertuni berupaya untuk sinkronisasi data agar tidak ada ketidaksesuaian informasi yang dapat menghambat program pemerintah.

“Kami berharap dengan adanya kolaborasi antara Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kesehatan (Dinkes), data yang kami miliki dapat lebih valid dan terintegrasi. Ini penting untuk memastikan bantuan dan pelayanan dapat tepat sasaran,” jelasnya.

Menurut Ansori, pendataan ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan kepada disabilitas netra mengenai pentingnya pendidikan dan keterampilan. “Kami berfokus pada disabilitas netra usia sekolah yang diharapkan dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) atau sekolah inklusi,” terangnya. 

Bagi mereka yang memiliki keterampilan jelas Ansori, Pertuni ingin mendorong mereka untuk memperkenalkan kemampuan mereka kepada pemerintah atau pihak swasta yang dapat mendukung pengembangan keterampilan tersebut.

“Kami ingin memberikan semangat dan motivasi agar teman-teman disabilitas netra bisa mengenyam pendidikan yang layak dan mengembangkan keterampilannya. Bergabung dengan Pertuni akan membuka peluang lebih besar bagi mereka untuk saling berbagi pengalaman dan memperluas wawasan,” tambahnya.

Ansori menerangkan kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui dana hibah yang disalurkan di bawah koordinasi Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo. Namun, kegiatan ini masih terkendala dalam hal biaya dan akomodasi. Dengan anggaran terbatas, kegiatan pendataan ini hanya bisa menjangkau dua hingga empat orang disabilitas netra per desa.

“Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dengan dukungan lebih banyak pihak. Jika ada dana hibah tambahan atau donatur yang mendukung, kami siap untuk melanjutkan pendataan di 6 kecamatan yang belum terjangkau,” ujarnya.

Lebih lanjut Ansori menerangkan pendataan disabilitas netra ini menyasar kelompok usia produktif. Artinya mereka yang berada dalam rentang usia belasan hingga 45 tahun. Dengan mencakup berbagai usia, diharapkan dapat memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, baik itu pendidikan, keterampilan atau dukungan sosial melalui organisasi Pertuni.

“Kami berharap program ini dapat memberikan motivasi hidup yang lebih baik bagi teman-teman disabilitas netra. Karena bergabung dengan komunitas yang sama dapat memperkuat semangat dan pola pikir yang lebih positif,” tambahnya.

Ansori berharap ke depan kegiatan seperti ini bisa diperluas lebih jauh dengan bantuan dari donatur dan pemerintah. Dengan adanya data yang valid, Pertuni dapat mengajukan program-program lebih lanjut yang lebih terfokus dan tepat sasaran. Selain itu, Pertuni ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya dukungan terhadap disabilitas netra agar mereka bisa berdaya dan hidup lebih mandiri.

“Kami ingin agar teman-teman disabilitas netra bisa hidup lebih mandiri dan diberdayakan. Dengan bergabung bersama Pertuni, mereka bisa saling mendukung dan mendapatkan motivasi yang lebih besar,” pungkasnya. (nab/zid)