Kraksaan, Lensaupdate.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo bersama Yayasan Kasih Suwitno (YKS) menggelar pertemuan monitoring dan evaluasi (monev) program HIV-AIDS tingkat Kabupaten/Kota di Kabupaten Probolinggo, Rabu (15/10/2025) di ruang pertemuan Tengger Kantor Bupati Probolinggo.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari program pendampingan teknis (Technical Assistance/Mentoring) yang dilakukan oleh YKS selaku Sub Recipient (SR) Kementerian Kesehatan RI dalam rangka akselerasi program pengendalian HIV-AIDS untuk periode 2025–2026.
Acara yang diikuti oleh perwakilan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) PDP, KPAK, mentor lokal, tim YKS regional, Dinas Kesehatan serta mitra komunitas ini berlangsung dengan fokus pada evaluasi capaian indikator program, pemetaan tantangan serta penyusunan langkah tindak lanjut dalam peningkatan kualitas layanan.
Dalam kesempatan tersebut, dibahas pula progres pelaksanaan program mentoring di fasilitas kesehatan, hasil capaian programatik dan evaluasi tindak lanjut dari monev sebelumnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolingggo dr. Hariawan Dwi Tamtomo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Nina Kartika menyampaikan kegiatan ini bertujuan memastikan implementasi program HIV-AIDS di Kabupaten Probolinggo berjalan optimal dan sesuai target nasional.
“Selain itu, kegiatan juga menjadi ajang untuk menyamakan persepsi lintas sektor dalam memperkuat layanan HIV, termasuk sistem rujukan, pencatatan dan pelaporan serta dukungan bagi pasien,” katanya.
Nina menerangkan kegiatan ini sangat penting dalam menjaga kesinambungan dan efektivitas program pengendalian HIV-AIDS di daerah. “Pertemuan monev ini bukan hanya untuk menilai angka capaian, tetapi juga menjadi ruang refleksi dan perbaikan bersama. Kami ingin memastikan setiap fasilitas layanan HIV memiliki dukungan teknis dan sumber daya yang memadai agar program berjalan efektif,” lanjutnya.
Ia menegaskan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program, mulai dari pemerintah daerah, fasilitas kesehatan hingga peran aktif komunitas. “HIV bukan hanya persoalan medis, tetapi juga sosial. Karena itu, kolaborasi antara tenaga kesehatan, lembaga masyarakat dan mitra komunitas sangat penting untuk memperkuat edukasi, deteksi dini serta kepatuhan pengobatan ODHA,” tegasnya.
Lebih lanjut Nina menjelaskan melalui kegiatan ini, pihaknya dapat mengidentifikasi kendala yang dihadapi di lapangan, seperti ketersediaan logistik, keterbatasan sumber daya manusia dan faktor sosial yang mempengaruhi akses layanan.
“Kami berharap hasil dari monev ini bisa menjadi dasar dalam penyusunan strategi perbaikan di periode berikutnya. Tujuannya agar layanan HIV di Kabupaten Probolinggo harus semakin berkualitas, inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Nina mengharapkan melalui dukungan program mentoring dari YKS dan sinergi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, capaian indikator program HIV-AIDS dapat meningkat secara signifikan, termasuk dalam hal deteksi dini, cakupan terapi ARV dan pencegahan penularan baru. (nab/zid)
