Diperta Kabupaten Probolinggo Lakukan Pengawasan, Pendataan dan KIE Produk Pangan Asal Hewan


Kraksaan, Lensaupdate.com – Dalam rangka menyambut datangnya hari raya Idul Adha 1446 Hijriah, Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo menggencarkan pengawasan, pendataan dan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terhadap produk pangan asal hewan di Pasar Semampir Kecamatan Kraksaan, Senin (2/6/2025).

Dalam kegiatan ini, Diperta menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Kraksaan, Koordinator Pasar Semampir dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo serta petugas dari Rumah Potong Hewan (RPH) Kecamatan Krejengan.

Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Arif Kurniadi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk pangan asal hewan yang beredar di Pasar Semampir itu Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) serta tetap berada dalam pengawasan otoritas terkait menjelang meningkatnya konsumsi masyarakat pada momen Idul Adha 1446 Hijriyah.

“Dalam pemantauan di lapangan, kami mencatat bahwa terjadi kenaikan harga secara bertahap pada komoditas daging dan telur, terutama karena meningkatnya permintaan. Dibanding dua minggu sebelumnya, aktivitas jual beli di Pasar Semampir menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan,” katanya.

Berdasarkan data dan pengamatan dari pelaku usaha di Pasar Semampir, harga daging ayam saat ini berada di kisaran Rp35.000 per kilogram dan diperkirakan bisa naik menjadi Rp37.000 mendekati hari raya Idul Adha 1446 Hijriyah. 

“Daging sapi yang saat ini dijual sekitar Rp 100.000 hingga Rp120.000 per kilogram, diprediksi melonjak ke angka Rp 130.000. Sementara itu, harga daging kambing yang kini di angka Rp 160.000 bisa menyentuh Rp 170.000 per kilogram saat puncak permintaan Idul Adha,” jelasnya.

Selain memantau harga dan kualitas produk, Diperta juga menjalankan program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada para pedagang dan pelaku usaha. “Kami membagikan leaflet edukatif yang memuat informasi penting seputar standar kios daging yang baik, teknik penyimpanan yang higienis serta pentingnya pemotongan hewan di fasilitas resmi seperti Rumah Potong Hewan (RPH),” terangnya.

Niko menegaskan pengawasan ini bukan sekedar rutinitas menjelang Idul Adha, tetapi bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun kepercayaan konsumen terhadap produk pangan hewani di pasar tradisional.

“Kami mendorong semua pelaku usaha, terutama penjual daging sapi agar menggunakan fasilitas RPH milik Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Tujuannya untuk memastikan hewan yang dipotong benar-benar sehat dan proses pemotongannya memenuhi kaidah kehalalan dan kebersihan,” tegasnya.

Bagi masyarakat dan pedagang yang masih melakukan pemotongan di luar RPH jelas Niko, Diperta melakukan pendekatan secara persuasif. Diperta mengajak dialog dan memberikan penjelasan mengenai keuntungan menggunakan RPH milik pemerintah Kabupaten Probolinggo.

“Melalui pendekatan humanis ini, kami berharap semakin banyak masyarakat yang sadar bahwa pemotongan hewan bukan hanya soal tradisi, tetapi juga tanggung jawab terhadap kesehatan publik dan keberlangsungan ekosistem pangan yang aman,” tambahnya.

Sementara perwakilan dari MUI Kecamatan Kraksaan KH Moh. Amin Husaini menyampaikan bahwa pemotongan unggas di wilayah Pasar Semampir saat ini sudah berjalan dengan cukup baik. Namun, penguatan dari sisi pemahaman masyarakat terkait pentingnya pemotongan hewan kurban yang sesuai syariat dan regulasi pemerintah tetap menjadi fokus bersama.

“Kami berharap masyarakat semakin sadar pentingnya menggunakan RPH, karena selain menjamin kebersihan, juga memperkuat jaminan kehalalan hewan yang dikurbankan,” pungkasnya. (nab/zid)